KULONPROGO – Libur Lebaran telah usai. Warga pun kembali melakukan aktivitas keseharian dengan norman. Yang tidak normal, terdapat sisa sampah plastik yang menggunung.
Pantauan Radar Jogja, sampah plastik mengapung di muara Sungai Serang. Berada di kawasan Objek Wisata Pantai Glagah. Aliran Sungai Serang didominasi sampah plastik.
Kondisi tersebut diperparah lonjakan wisatawan selama libur Lebaran. Sebagian besar pelancong meninggalkan jejak sampah plastik di sana. Papan imbauan tidak membuang sampah telah dipasang, namun masih banyak yang membuang sampah sembarangan.
“Mancing di muara Glagah sekarang tidak asik. Banyak sampahnya. Setiap air laut pasang atau surut senar pancing tersangkut sampah,” ucap salah seoarng pemancing Purwanto Kamis (21/6).
Minimnya kesadaran warga membuang sampah pada tempatnya membuat dia pesimistis alam bisa lestari. Tidak hanya di Glagah, hampir semua muara sungai penuh sampah nonorganik (plastik, gabus, dan sampah tak terurai lain).
“Padahal populasi ikan tergantung kondisi air. Jika ikan mampu bertahan, racun yang termakan ikan menjadi residu. Ketika dikonsumsi berbahaya bagi manusia,” ujar Purwanto.
Salah seorang wisatawan, Desi Fitriani, warga Magelang mengatakan dia kecewa pemandangan Pantai Glagah dikotori sampah. Setiap tahun dia datang ke Pantai Glagah fenomenanya sama, sampah menggunung.
“Pantai Glagah memang masih minim tempat sampah. Namun hal tersebut bukan alasan membuang sampah sembarangan. Kalau peduli, sampah bisa dimasukkan kantong lalu dibawa pulang,” ungkap Desi.
Wisatawan lain, Rianingsih, warga Purworejo menyatakan setiap tahun dia selalu ke Pantai Glagah berburu suasana indah. Pantai Glagah lebih bersih dibanding pantai lain.
Namun kali ini dia terganggu dengan sampah yang mengotori pantai. Dia berharap warga atau wisatawan tidak membuang sampah sembarangan.
Pengelola wisata bisa menambah tempat sampah di beberapa lokasi pantai. Khususnya saat libur Lebaran sehingga wisatawan mudah membuang sampah.
“Saya membawa anak kecil, takutnya sampah itu membawa wabah penyakit,” kata Rianingsih.
Pengurus Pokdarwis Pantai Glagah Mantoyo mengakui tempat sampah di Pantai Glagah minim. Masalah sampah menjadi keluhan banyak wisatawan.
“Dulu sudah disediakan tempat sampah dalam jumlah cukup. Namun kini sudah usang dan rusak, sehingga tidak bisa digunakan secara optimal,” kata Mantoyo.
Penyediaan tempat sampah menjadi salah satu persoalan krusial yang dihadapi pengelola. Ditambah penataan kawasan Glagah yang semakin tidak karuan di tengah melonjaknya jumlah pengunjung.
“Masalah sampah ini butuh perhatian dari Pemkab. Para pelaku wisata, pemilik warung dan pemilik fasilitas atau atraksi wisata juga perlu ditata agar semakin baik,” ujar Mantoyo. (tom/iwa/fn)