SEMARANG – Taman Marga Satwa Mangkang atau yang saat ini menjadi Semarang Zoo terus menggenjot fasilitas pascadijadikan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) oleh Pemerintah Kota Semarang.
Izin Lembaga Konservasi (LK) ditargetkan bisa selesai tahun ini, sehingga bisa mengoptimalkan koleksi satwa.
Direktur Semarang Zoo Samsul Bahri Siregar menjelakan, saat ini pihaknya belum bisa menambah atau bertukar satwa dengan kebun binatang lain. Sebab, Semarang Zoo saat ini belum memiliki izin Lembaga Konsevasi.
“Kami belum punya LK, jadi belum bisa menambah satwa ataupun membeli satwa baru. Bahkan bertukar dengan kebun binatang lain pun juga belum bisa,” tandasnya Senin (25/6).
Namun, lanjutnya, ditargetkan tahun ini LK bisa turun. Sehingga klasifikasi fauna yang ada saat ini bisa bertambah dengan cara menukar binatang. Saat ini ada beberapa jenis binatang seperti buaya dan harimau yang populasinya terlalu banyak.
“Jika kebanyakan bisa ditukar, nah ini membutuhkan LK. Tahun ini rencananya bisa turun,” tandasnya.
Selain LK, lanjut Samsul, pihaknya berencana melakukan pembangunan wahana baru. Namun dia masih merahasiakan jenis wahana baru tersebut.
“Selain itu kami juga meminta agar taman lalu lintas bisa kami kelola, namun masih terkendala belum dilakukannya serah terima kepemilikan,” tandasnya.
Meski belum mendapatkan LK dan belum ada penambahan wahana, pada libur Lebaran kemarin jumlah pengunjung Semarang Zoo mencapai 89 ribu pengunjung dengan jumlah pendapatan sekitar Rp 1,7 miliar dalam 10 hari.
“Kami sangat mengapresiasi, pendapatan Rp 1,7 miliar selama libur Lebaran,” jelas Wakil Wali Kota Semarang Havearita G. Rahayu.
Rencananya, Semarang Zoo mengusung konsep wisata seperti Bali Zoo, sehinga nantinya bisa menjadi wisata andalan di Semarang maupun Jawa Tengah. Di dalamnya tidak hanya memamerkan fauna, namun juga dilengkapi dengan wahana bermain lainnya. (jpg/ila)