SLEMAN – Limbah tanaman bisa dijadikan benda berguna bagi rumah tangga. Demikian yang dilakukan Tim G’Mers (Gelas Merang Higienis) UGM.
Mereka melakukan hal tersebut sebagai bentuk pengabdian masyarakat berbasis pengembangan ekonomi kreatif. Dilakukan di Desa Srihardono, Pundong.
Tim G’Mers mengajak masyarakat setempat memanfaatkan sekam padi (merang). Srihardono merupakan penghasil sekam padi terbanyak di Bantul.
Sebanyak satu ton sekam per tahun dihasilkan desa ini. Selama ini sekam hanya dimanfaatkan sebagai campuran pakan ternak. Sisanya terbuang sebagai limbah organik.
Tim G’Mers memanfaatkannya menjadi suvenir berupa gelas ramah lingkungan. Dapat dijual dengan harga terjangkau.
“Program ini dimulai sejak Oktober 2017. Akan ada program jangka pendek dan jangka panjang,” ujar ketua Tim G’Mers Bayu Aji Pamungkas.
Kegiatan tersebut untuk mengikuti lomba Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). Digelar pada Agustus 2018 di UNY. Dibantu Kemenristek Dikti, Tim G’Mers beranggotakan lima mahasiswa UGM.
Lima mahasiswa tersebut berasal dari disiplin ilmu berbeda. Mereka, Bayu Aji Pamungkas (D3 Manajemen), Ajeng Rahmadani Fisabilah (D3 Manajemen), Cornelia C. Armala (Kimia), Dikki Apriyanto (PSDK), dan Eti Rahayu (Teknik Geologi). Mereka didampingi dosen UGM Fitri Damayanti Berutu.
G’Mers mengajarkan cara pembuatan, pengemasan, promosi, dan pendampingan produk. Masyarakat diajari mengolah sampah agar bisa jadi komoditas berdaya jual.
Mereka akan melakukan workshop pemasaran produk. “Workshop ini khusus untuk warga setempat. Kami mendatangkan ahli di bidang tersebut untuk memberikan pelatihan,” ujar Bayu. Target mereka, gelas tersebut jadi suvenir khas Pundong. (sde/iwa/mg1)