SLEMAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman bercita-cita mewujudkan Smart Regency pada 2021. Maka berbagai inovasi dan kemudahan pelayanan terus dikembangkan.
Salah satunya adalah aplikasi Lapor Sleman. Dapat dimanfaatkan warga mengadukan persoalan yang terjadi di Sleman.
Namun sosialisasi dan pemanfaatan Lapor Sleman dinilai belum maksimal. “Sosialisasi dari pemerintah tentang Lapor Sleman minim,” kata warga padukuhan Srodokan-Gungan Wukirsari Cangkringan Totok Hartanto yang memanfaatkan Lapor Sleman.
Dikatakan, tanggapan dari aduan yang masuk lamban. Bahkan pada hari Sabtu dan Minggu tanggapan dibalas pada Senin. “Seharusnya harus siap setiap hari,” kata Totok.
Bukan hanya itu, perbaikan aplikasi berbasis telepon pintar juga diperlukan. Totok merupakan pengelola website di Desa Wukirsari, menyebut aplikasi yang diluncurkan Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Sleman terlalu berat. Padahal tidak semua masyarakat memiliki smartphone berspesifikasi tinggi.
Admin Utama Lapor Sleman dan Kasi Pelayanan Pengaduan dan Komunikasi Publik Dinkominfo Sleman Helmi Arifianto mengatakan moratorium Pegawai Negeri Sipil (PNS) menjadi salah satu kendala. Akibatnya jumlah admin yang mengelola Lapor Sleman terbatas.
“Itu berpengaruh kepada respons tanggapan,” kata Helmi.
Pihaknya menyebutkan ada standar operasional prosedur (SOP) yang harus diketahui masyarakat. Setiap tanggapan yang masuk ditanggapi maksimal 13 hari kerja sejak aduan diterima.
“Dan setiap hari kami pantau terus aduan yang masuk,” kata Helmi.
Pihaknya berupaya maksimal memberikan pelayanan. Bahkan ketika organisasi perangkat daerah (OPD) terkait tidak menanggapi, pihaknya memanggil OPD terkait dan bersama Pemkab Sleman mencari solusi.
Dikatakan, rata-rata laporan didominasi masalah infrastruktur, pencatatan pendudukan dan laporan di Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). “Kalau untuk Satpol PP selalu aktif setiap hari,” kata Helmi.
Lapor Sleman bisa diakses dari website, aplikasi berbasis smartphone, SMS, dan media sosial. Saat ini, sudah ada ribuan masyarakat yang mengunduh aplikasi Lapor Sleman.
Helmi menjelaskan, tahun depan sistem tersebut akan ditingkatkan. “Sehingga dapat terintegrasi dalam satu sistem,” katanya. (har/iwa/fn)