BANDA ACEH – Tari Badui dan Salawat Montro yang disajikan tim DIJ di panggung utama Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) 7 di Banda Aceh Selasa (7/8) malam mendapat apresiasi tinggi penonton. Ribuan penonton yang hadir memberikan tepuk tangan panjang.
Tampil pada urutan ketiga, tujuh penari putri membawakan Salawat Montro dengan gerakan khas. Sedangkan Tari Badui ditampilkan delapan penari laki-laki.
Salawat Montro dan Tari Badui merupakan kekayaan budaya DIJ. Keduanya diakui sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
“Kami benar-benar terharu dengan dengan sambutan masyarakat Aceh. Kebudayaan yang ada di Jogjakarta, ternyata dapat diterima oleh masyarakat Aceh,” jelas Kasubbag Program, Data, dan Teknologi Informasi Dinas Kebudayaan DIJ Agus Amarullah.
Selain dari Jogjakarta, panggung PKA 7 tadi malam juga menampilkan aneka kekayaan budaya lain di Indonesia. Di antaranya, Rapa’i Saman dari Aceh dan tarian asal Kepulauan Riau. Bahkan kebudayaan etnik dari Rusia turut ditampilkan.
“Pekan Kebudayaan Aceh 7 ini sangat kuat dengan nuansa Islam. Daerah Istimewa Jogjakarta dan Aceh memiliki kemiripan. Budaya masyarakatnya sama-sama bernapaskan Islam,” jelas Agus. (amd/yog/mg1)