PULOSARI – Akibat musim kemarau yang terjadi sekitar empat bulan ini, menyebabkan kekeringan dan kesulitan air bersih. Kondisi itu membuat lahan warga di lereng Gunung Slamet tidak dapat ditanami karena telah kering.
Kepala Desa Clekatakan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang Sutrisno mengatakan, dampak kekeringan sangat dirasakan warga, utamanya untuk para petani. Kondisi pertanian menurun drastis bahkan banyak yang mengalami kerugian, serta terhenti akibat lahan yang biasa ditanami telah mengering.
Jika petani tetap mau tanam, maka membutuhkan biaya yang tidak sedikit, karena harus mengairi lahan dengan air.
Padahal saat ini air sulit didapatkan, dan warga harus membeli untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih, serta mengandalkan bantuan air dari pemerintah. Itupun hanya untuk memenuhi kebutuhan setiap hari, seperti mencuci, mandi bahkan dikonsumsi.
“Pertanian hampir sudah tidak bisa bercocok tanam, gagal panen bahkan tidak ada waktu untuk tanam karena lahan telah kering,” katanya, Rabu (15/8).
Hampir semua pertanian holtikultura yaitu semua sayur mayur tidak bisa ditanam, dan menyebabkan penurunan perekonomian. Di Desa Clekatakan sendiri ada sekitar 7.000 jiwa 1.600-an KK, yang tersebar di lima dusun yaitu Srawadadi, Soyi, Kandanggotong, Gunungsari dan Jawar.
Menurut Yono, salah satu warga, pertanian saat ini memang mengalami penurunan, karena lahan kering dan hal itu sangat dikeluhkan petani. Apalagi mayoritas warga bergerak di bidang pertanian, dan mengharapkan agar hasil panenya melimpah. (maf/har/jpg/ila)