GUNUNGKIDUL – Distribusi air PDAM Tirta Handayani di empat desa sejak beberapa hari terakhir terganggu. Tepatnya di Desa Ngawis, Mijahan, Kepek, dan Planjan. Itu akibat kebocoran pipa. Bahkan, bocornya pipa perusahaan pelat merah di Desa Planjan, persisnya di Pedukuhan Legundi menjadi “berkah” bagi warga. Mereka berebut mengambil air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.”Airnya digunakan warga untuk mencuci, mandi dan memasak,” kata Dukuh Legundi Supriyatno, Minggu (19/8).

Kebocoran pipa di Pedukuhan Legundi diketahui Minggu (20/8) malam. Air menyembur melalui lubang angin. Keesokannya, warga yang selama ini kesulitan memeroleh air bersih lantas berbondong-bondong menuju lokasi. Maklum, jumlah kepala keluarga (KK) di pedukuhan ini cukup banyak. Ada 45 KK. Sementara yang berlangganan PDAM hanya 12 KK.
”Yang terdampak kekeringan 472 jiwa,” sebutnya.

Supriyatno menceritakan, ratusan warganya selama ini membeli air bersih dari swasta. Harganya Rp 150 ribu per tangki. Itu pun mereka harus mengantre tiga hingga empat hari untuk mendapatkan suplai air bersih. Sekalipun berbayar.
”Satu tangki isi 5.000 leter,” ujarnya.

Terkait kebocoran pipa, warga sudah melaporkannya kepada manajemen PDAM. Hanya, hingga sekarang belum ada sentuhan perbaikan.
Minem, seorang warga menganggap kebocoran pipa PDAM sebagai berkah. Dari itu, dia rela berebut dengan warga lainnya demi mendapatkan air bersih gratis.
”Mubazir jika air terbuang,” katanya.

Direktur PDAM Tirta Handayani Gunungkidul Isnawan membenarkan adanya kebocoran pipa di empat lokasi. PDAM sudah memperbaiki tiga dari empat titik kebocoran.
”Namun untuk di Planjan kami baru mengirim petugas untuk kroscek lapangan,” dalihnya.

Isnawan menegaskan bahwa kroscek lapangan penting. Itu untuk menentukan upaya perbaikan. Sebab, perbaikan mempertimbangkan apakah instalasi harus dimatikan atau tidak. Namun, jika terpaksa dimatikan, PDAM bakal menerapkan sistem distribusi air secara bergilir. Pertimbangan lain adalah tingkat kebocoran pipa PDAM melebihi batas toleransi. Idealnya, maksimal hanya 20 persen.

”Kebocoran pipa saat ini mencapai 25 persen,” keluhnya.
Karena itu, Isnawan meminta pelanggan segera melapor bila ada kebocoran pipa. Agar manajemen PDAM dapat memberikan dispensasi tagihan bulanan. (gun/zam/mg1)