KULONPROGO-Petani Kelengkeng di Kaligintung Kidul, Kaligintung, Temon antusias mengikuti pelatihan pembuatan pupuk organik cair. Mereka dibantu empat dosen Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) yakni Prapto Yudono, Dody Kastono, Rohlan Rogomulyo, dan Haviah.”Petani juga mendapatkan bantuan 100 bibit kelengkeng jenis New Kristal Kateki,” kata Dody Kastono, Minggu (28/10).
Pelatihan tersebut bertujuan mendukung program pemerintah sekaligus membantu petani dalam menddapatkan alternatif pendapatan dan meningkatkan pendapatan keluarga.”Selain digunakan sendiri, pupuk organik yang ramah lingkungan ini juga bisa dijual,’’ jelasnya.
Desa Kaligintung dinilai memiliki karakteristik tanah yang sama seperti di wilayah Desa Tawangsari, Kecamatan Pengasih yang telah terlebih dahulu sukses mengembangkan produksi kelengkeng. “Kami akan berikan pendampingan,’’ ujarnya.
Mentor pembuatan pupuk organik cair Untung Alip Sutomo menambahkan, selain memberi kesuburan kepada tanaman pupuk cair ini juga mampu menjaga atau mempertahankan kondisi tanah agar tetap kaya unsur hara sebagai sumber nutrisi tanaman.
Bahan baku pembuatan pupuk organik mudah didapat di sekitar lingkungan pekarangan. Tidak hanya dibuat pupuk cair, bisa juga diproduksi pupuk padat, semua bermanfaat bagi petani. Terlebih budaya petani di Kaligintung mulai meninggalkan budaya pertanian lama dengan lebih banyak menggunakan pupuk dan pestisida kimia. “Mari kembali ke organik, kami mendorong pola pertanian lama dikembangkan lagi,” ucapnya.
Ditegaskan, petani tidak perlu takut dan ragu dalam penggunaan pupuk organik, sebab produksi buah tidak kalah dengan penggunaan pupuk kimia, meskipun penggunaan pupuk kimia juga tidak diharamkan.
“Hanya perlu ada perbandingan yang seimbang antara penggunaan pupuk kimia dan pupuk organik. Agar tanah tidak jenuh dan hama tidak kebal karena kimia,” tegasnya. (tom/din/zl/mo2)