• Berbagi dengan Sesama lewat Sedekah Jumat

JOGJA-Sosok Ki Hajar Dewantara memiliki kaitan erat dengan dunia pendidikan di Indonesia. Pahlawan nasional tersebut tak hanya seorang pemikir. Lebih dari itu, pendiri Perguruan Taman Siswa tersebut memiliki kebiasaan yang patut diteladani. Salah satunya sedekah Jumat.

Hal itulah yang mendorong sekelompok alumnus Perguruan Taman Siswa untuk melakukan hal yang sama. Cak Lis selaku koordinator Komunitas Taman mengatakan, sebuah dokumentasi sejarah dari cucu Ki Hajar Dewantara menunjukkan kebiasaan tersebut. “Kalau besoknya Jumatan, malamnya itu biasanya Ki Hajar bungkusin makanan,” kata Cak Lis di Oase Cafe dan Resto Jumat (2/11).

Pria 47 tahun itu menceritakan, dulu setelah melaksanakan salat Jumat banyak masyarakat yang antre untuk mendapat makanan dari Ki Hajar Dewantara. “Masyarakat yang antre itu umumnya adalah kaum dhuafa,” ujar Cak Lis.

Nah, kebiasaan baik itu menginspirasinya. Dia mengajak teman-temannya untuk melakukan sedekah Jumat. Sedekah itu mulanya dilakukan di Museum Tamansiswa Dewantara Kirti Griya. Namun hingga tiga pekan terakhir, kegiatan dipindah ke Oase Café dan Resto. Dan hingga pekan ini, sedekah Jumat sudah dilakukan sebanyak 33 kali. “Mulai sedekah ke-31, kami geser ke Oase karena mulai banyak warga yang ikut makan,” ucap Cak Lis.

Selain itu, di Museum Tamansiswa banyak benda-benda bersejarah peninggalan Ki Hajar Dewantara. Sehingga dikhawatirkan kegiatan tersebut tanpa disengaja bisa merusaknya.

Meski baru dilakukan sebanyak 33 kali, kegiatan ini sebenarnya mulai terlaksana pada akhir 2017. Sempat terhenti saat bulan puasa yakni diganti dengan pembagian takjil. Lalu diadakan kembali usai Ramadan. Untuk makanan, donasi diperoleh dari para alumni serta perkumpulan Taman Siswa, dan pihak-pihak lain. “Ada yang bahkan orang Bogor ikut menyumbang, padahal bukan alumni ataupun komunitas Tamansiswa,” kata Cak Lis.

Tak hanya makanan, sedekah Jumat juga memberi layanan mengukur tensi darah gratis. Meski kegiatan amal ini mulanya menargetkan para tukang becak, lambat laun kaum dhuafa dan pedagang asongan sekitar Jalan Taman Siswa juga bisa ikut serta.
Salah seorang pedagang asongan yang kerap disapa Kang Ali merasa senang bisa ikut sedekah Jumat. Ini menurutnya bisa mengurangi jatah biaya makan kami. “Daripada makan di warung,” katanya.

Terlebih bagi Kang Ali, suasana yang ramah dan hangat, serta menu yang enak, membuatnya dan beberapa temannya tak pernah absen pada sedekah Jumat. (cr9/din/zl/mo2)