Sebanyak 158 peserta menjalani pelayanan keluarga berencana (KB) di Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara (RSPAU) dr S. Hardjolukito, Selasa (13/11). Pelayanan dilaksanakan di ruang operasi dan poli kebidanan RSPAU Hardjolukito.
Kegiatan ini merupakan program pemerintah sebagai upaya mengendalikan jumlah penduduk. Dari jumlah itu, 85 orang menjalani kontrasepsi medis operatif wanita (MOW), 43 orang medis operatif pria (MOP), IUD 21 orang dan implan 9 orang.
Kepala RSPAU Hardjolukito Marsma TNI Dr dr Isdwiranto Iskanto M.Sc, Sp.BS(K), Sp.KP. mengatakan, pihaknya mendukung penuh program KB yang termasuk program pemerintah untuk menyeimbangkan kebutuhan dan jumlah penduduk. Dikatakan, membesarkan anak bukan hanya tanggung jawab orang tua. Sebab, setiap dalam satu kelahiran, negara turut berkewajiban menyediakan sarana dan kebutuhan penduduk.
“Karena itu dengan program KB diharapkan akan terwujud norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang,” katanya saat memberikan sambutan.
Marsma Isdwiranto juga menjelaskan, jika seluruh penduduk Indonesia melaksanakan program KB , pihaknya percaya tingkat kemajuan pembangunan akan lebih meningkat. Sebab kesejahteraan keluarga, nantinya mencerminkan kesejahteraan masyarakat dan rakyat Indonesia. Pihaknya juga berharap, banyak masyarakat yang memahami bahwa dengan menyukseskan program KB, berarti telah berpartisipasi dalam pembangunan bangsa dan negara.
Di tempat sama, Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN Dr Ir Dwi Lisyawardani MSc, Dip.Com mengatakan, program KB diharapkan dapat mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. Pihaknya menyebut, kerja sama yang dilakukan antara BKKBN dengan institusi TNI sangat membantu, terutama menjangkau daerah-daerah di luar Jawa seperti Indonesia bagian timur. Sebab di wilayah tersebut, angka kelahiran dalam satu keluarga masih relatif tinggi.
“Pelayanan di Pulau Jawa sudah bagus. Jogjakarta salah satu provinsi terbaik. Sukses ini tidak mungkin diraih tanpa support seluruh mitra, terutama dari TNI. Di lapangan, perlu banyak dukungan dan motivasi masyarakat agar sadar pentingnya KB dengan sebaik-baiknya. Cita-cita kita dengan program KB ini melahirkan generasi yang lebih berkualitas dari saat ini,” jelasnya.
Lisyawardani mengungkapkan, penyiapkan terobosan pelayanan bergerak di daerah Indonesia timur sangat terbantu dengan adanya TNI. Menurutnya, jika tidak dibantu capaian hasil program KB tidak akan seperti saat ini.
Kepala BKKBN Perwakilan DIJ Drs Imam Marsudi MM mengatakan, pencapaian KB-KR di DIJ pada 2017 angka kelahiran total memang cenderung mengalami kenaikan dari 1,8 di 2007 menjadi 2,2 di 2017. Pemakaian alat kontrasepsi modern juga mengalami penurunan dari 59,6 di 2012 menjadi 57,8 pada tahun lalu. Unmet need atau kebutuhan kontrasepsi menurun signifikan dari 11,5 menjadi 6,3 rentang lima tahun dari 2017.
“Namun indikator kelahiran usia 15-19 tahun juga turun dari 32 menjadi 20 per 1.000 wanita usia 15-19 tahun,” bebernya. Bambang mengatakan, pihaknya akan terus memperluas jangkauan pelayanan KB dengan bekerjasama dengan RSPAU.
Selain pelayanan KB, dalam kesempatan yang sama juga digelar promosi dan sosialisasi KB-KR dalam bentuk talkshow. Tema talkshow adalah Keluarga Pilar Utama dalam Mewujudkan Keluarga Berkualitas. Acara yang digelar di Ruang Garuda lantai dua RSPAU Hardjolukito itu diikuti 150 orang.
Dwi Lisyawardani menyampaikan materi Kebijakan Program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga. Sementara Dr. dr. Eugenius Phyowai Ganap, Sp.OG(K). memberikan materi Life Cycle Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. (*/riz/laz/rg/mg3)