JOGJA – Kali Belik yang membelah wilayah Kota Jogja saat musim kemarau aliran airnya kecil. Sungai ini lebarnya juga hanya beberapa meter saja. Sungai yang dulu terkenal dengan sebutan Kali Mambu itu tidak boleh bisa dianggap remeh, karena menyimpan potensi banjir yang luar biasa ketika terjadi hujan deras di musim penghujan seperti sekarang ini.
”Kali Belik sebenarnya sangat kecil namun memiliki potensi banjir. Banjir akibat luapan air tidak berlangsung lama tetapi dampaknya lebih ngeri, tidak kalah dengan sungai besar seperti Kali Code dan Kali Winongo,” ungkap Ketua Katana (Kampung Tangguh Bencana) Kelurahan Klitren Gondokusuman Kusnandar.
Potensi bencana yang mungkin terjadi disebabkan meluapkannya Kali Belik ini dia paparkan Kamis (15/11) malam pada acara silaturahmi, sekaligus penyerapan aspirasi yang diadakan Ketua Komisi A DPRD DIJ dari Fraksi PDI Perjuangan dapil Kota Jogja Eko Suwanto, di Posko Rembug Community Jogja di Kampung Klitren.
Mewakili warga Klitren, Endro Sulaksono yang juga Ketua PAC PDI Perjuangan Gondokusuman itu mengakui banjir yang terjadi di wilayah Klitren lazim terjadi ketika musim hujan tiba seperti sekarang ini.
Ditanya soal persiapan warga menghadapi musim hujan saat ini, Endro yang juga calon anggota legislatif (caleg) DPRD Kota Jogja ini memaparkan warga sudah melakukan kegiatan bersih-bersih Kali Belik. ”Terutama di wilayah Klitren dari utara sampai selatan. Tujuannya supaya airnya mengalir lancer,” ungkapnya.
Didampingi Ketua Rembug Community Jogja, Boni, dia mengakui keberadaan Katana sangat penting mengingat wilayah Gondokusuman terutama daerah Klitren memang rawan bencana banjir berasal dari luapan Kali Belik.
Selain itu, Katana juga sudah menyiapkan tanggul. Tujuannya untuk mengantisipasi jika turun hujan deras keberadaan tanggul itu setidaknya bisa menahan air masuk ke rumah-rumah warga.
Secara umum, peralatan yang dimiliki Katana relatif lengkap sedangkan kendalanya belum memiliki tenda evakuasi.
Merespons persiapan warga menghadapi kemungkinan datangnya bencana di musim, politisi muda PDI Perjuangan Eko Suwanto sebagai Ketua Komisi A DPRD DIJ yang bermitra dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIJ itu selain menyampaikan apresiasi, dirinya juga siap membantu kesulitan-kesulitan yang dialami warga terkait dengan penanganan bencana.
Anggota DPRD DIJ dari Fraksi PDI Perjuangan itu kemudian mengajak masyarakat Kota Jogja menjaga lingkungan dengan cara membuang sampah pada tempatnya. ”Pemprov DIJ dalam hal ini BPBD siap membantu masyarakat,” ujarnya seraya mengajak warga Kota Jogja untuk menjaga lingkungan sungai.
Selain koordinasi, yang terpenting adalah adanya partisipasi masyarakat untuk urusan bencana. Dia pun mengapresiasi banyak anak muda yang datang malam itu.
”Anak-anak muda yang hebat-hebat ini, mari menjaga lingkungan masing-masing. Pemuda bisa menjadi pelopor gerakan cinta lingkungan. Demikian juga ibu ibu yang hadir malam ini bisa menjadi penggerak masyarakat untuk cinta lingkungan,” kata dia.
Sebagai gambaran, dari total 438 desa/kelurahan di DIJ teridentifikasi 301 desa/ kelurahan rawan bencana. Hingga saat sudah 218 kelurahan/desa memperoleh bantuan setelah ditetapkan menjadi Katana atau Destana.
Katana dan KTB mengambil peran penting yaitu mengenali risiko bencana di daerahnya masing-masing. ”Prinsipnya, aliran sungai harus normal tidak boleh ada hambatan,” tandasnya. (ila)