SLEMAN – Seorang terduga teroris yang dikabarkan tewas dalam penyergapan di Jalan Kaliurang KM 9,3, Ngaglik, Sleman Sabtu (14/7) lalu ternyata masih hidup. Dia adalah Ghaniy Radianto. Seorang lagi, Basuki, sempat buron, juga dikabarkan tewas. Namun keduanya tampak dalam reka ulang di lokasi kejadian Kamis (22/11). Tidak demikian dengan dua terduga teroris lain, yang juga dinyatakan tewas. Yakni Sutrisno dan Abdul Safei.
Reka ulang dikawal Densus 88 Antiteror Mabes Polri. Berlangsung sekitar 1,5 jam. Sejak pukul 09.30. “Kami hanya mem-back up. Rekonstruksi semuanya oleh Densus,” ungkap Direktur Ditreskrimum Polda DIJ Kombespol Hadi Utomo di sela rekonstruksi.
Reka ulang fokus pada pembajakan truk dan penyanderaan warga. Di utara Simpang Tiga Jalan Kaliurang KM 9. Kedua terduga teroris asal Jogjakarta itu mengawali reka ulang dengan mengendarai sebuah Yamaha NMax. Ke arah selatan. Di sinilah Ghaniy membajak truk engkel. Saat reka ulang truk engkel diganti pikap. “Reka ulang untuk melengkapi berita acara pemeriksaan (BAP). Sebagaimana perimintaan jaksa penuntut umum (JPU),” jelas Hadi.
Tak kurang 30 adegan direka ulang. Diperagakan oleh kedua tersangka. Tak semua adegan diperagakan. Salah satunya, aksi peringkusan terduga teroris oleh anggota Densus di depan Mapolsek Ngaglik.
Hadi enggan memberikan keterangan lebih lanjut. Termasuk adanya dugaan para terduga teroris terlibat dalam jaringan teroris tertentu. Dia beralasan, detail dan motif perkara masuk materi penyidikan. Rekonstruksi juga tak melibatkan warga. Atau korban penyekapan oleh terduga teroris. Dan saksi lain. Hanya melibatkan dua tersangka.
Jeda proses rekonstruksi dan terjadinya peristiwa pun terbilang cukup lama. Hadi tak menampik hal itu. Dia beralasan ada beberapa pertimbangan tertentu. Salah satunya permintaan JPU. Agar penyidik mengurai lebih jelas laporan BAP.
Selama rekonstruksi ruas Jalan Kaliurang KM 9,3 ditutup total. Mulai Simpang Tiga Ngaglik hingga kawasan Gentan. Seluruh kendaraan dialihkan memutar balik. Atau mencari jalan lain. Untuk pengamanan Polda DIJ menerjunkan anggota satlantas, brimob, dan sabhara.
Meski jalan utama ditutup total sementara, warga setempat tetap boleh beraktivitas. Beberapa toko kelontong juga tetap buka selama proses rekonstruksi. “Sudah ada kabar dari Kapolsek Ngaglik. Toko boleh buka, tapi warga tak boleh lalu lalang,” ungkap Camat Ngaglik Subagya. (dwi/yog/rg/mg3)