Optimalisasi segala lini dilakukan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Perwitasari Purworejo demi pelayanan maksimal bagi pelanggan. Sampai saat ini jumlah pelanggannya mencapai 22.516. Dengan potensi ini, salah satu badan usaha milik daerah (BUMD) ini mampu memberikan deviden yang terus meningkat bagi Pemerintah Kabupaten Purworejo.
Tiga tahun terakhir, trend peningkatan deviden itu terus meningkat dan mencapai angka Rp 1,2 miliar pada 2018. Torehan itu, membuat manajemen berani mematok target angka lebih tinggi pada 2019 mendatang.
Direktur PDAM Tirta Perwitasari, Hermawan Wahyu Utomo menyebut ada tiga langkah yang dipegangnya untuk membawa BUMD yang dikelolanya mampu memberikan kontribusi tinggi bagi pemkab dengan tidak mengabaikan sisi sosialnya. Selain optimalisasi infrastruktur yang ada, renovasi berbagai peralatan pendukung utama juga harus disentuh. “Cukup banyak kegiatan yang kami lakukan dalam tiga tahun terakhir. Dan itu memang harus dilakukan agar distribusi air ke pelanggan baik dan meminimalisasi keluhan,” kata Hermawan Rabu (28/11).
Kegiatan yang dilakukan di antaranya melakukan berbagai renovasi bangunan, penggantian alat yang sudah tidak layak pakai mulai dari pipa hingga alat produksi seperti pompa. Sebab, beberapa di antaranya ada yang menggunakan pipa tua peninggalan Belanda.
Penggantian pipa ini sangat efektif karena mampu menekan terjadinya kebocoran yang berakibat kerugian di pihak PDAM. Tercatat dari kebocoran 32,62 persen pada 2015 mampu ditekan hingga 29,08 persen tahun ini.
Dari upaya menekan kebocoran ini, juga ditindaklanjuti dengan melakukan tindakan cepat jika ada potensi kebocoran di jalan. Setiap Jumat malam ada petugas khusus yang melakukan pengecekan ke lapangan.”Kalau tidak berhalangan ada acara di luar saya turut terlibat,” tambahnya.
Di sisi lain, pihaknya juga terus melakukan ekspansi dengan melakukan penambahan beberapa titik sumber air untuk mendukung ketersediaan air. Peningkatan kuantitas air di sumber air yang sudah ada tetap dijaga.
Tercatat, PDAM Tirta Perwitasari selama ini memanfaatkan sumber air dari Tuksongo dan Simbarjoyo yang mampu menghasilkan debit 50-60 liter/detik.
Pemanfaatan air sungai juga dilakukan untuk mensuplai kebutuhan, yakni Sungai Bogowonto di Purworejo dan Sungai Jali di Purworejo. Khusus di pemanfaatan Bogowonto, pihaknya melakukan peningkatan produksi dari yang sebelumnya antara 10-17 liter/detik ditingkatkan menjadi 40-50 liter/detik.
Bahkan PDAM sempat memindahkan titik pengambilan air di sumur dalam yang ada di Pakis dan Condongdari di Kecamatan Banyuurip karena dari data yang ada mengalami penurunan debit. Ternyata setelah dipindahkan beberapa meter dari lokasi semula mengalami peningkatan debit yang cukup signifikan.(*/udi/din/fj/mg3)