BANTUL – Produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Bantul berpeluang besar masuk pasar Arab Saudi. Terutama produk gerabah dan furnitur. Seperti guci, kendi, dan kelengkapan dekorasi ruangan. Kendati begitu, ada beberapa produk yang harus menyesuaikan. Lantaran pasar Arab Saudi masih masuk dalam pasar konvensional.
”Memang (Arab Saudi) belum terbuka untuk karya patung makhluk hidup. Seperti manusia dan hewan,” ungkap Konsulat Penerangan Sosial Budaya KJRI Jeddah Arab Saudi Ahmad Syofian di sela kunjungan di salah satu showroom kerajinan batik kayu di Krebet, Sendangsari, Pajangan, kemarin (13/12).
Tak hanya patung, Shofian menekankan, kerajinan tangan yang mengandung unsur makhluk hidup juga belum diterima pasar salah satu negara di Timur Tengah itu. Contohnya, produk kerajinan tangan yang dihiasi dengan unsur makhluk hidup.
”Kecuali hiasan abstrak. Itu menarik buat mereka,” katanya.
Dengan penduduk 30 juta jiwa, menurut Shofian, pasar di Arab Saudi sangat potensial. Bahkan, Arab Saudi juga bisa menjadi display untuk pasar global. Jutaan umat muslim setiap tahun berkunjung ke sana. Untuk haji atau umrah.
”Kami nanti akan meminta katalog untuk mempermudah promosi,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Ahmed Al Zahrani, Editor of Arab Magazine for Tourism optimistis produk kerajinan tangan Bumi Projotamansari mampu menembus pasar Arab Saudi.
Rombongan kunjungan bertajuk Familliarization Trip For Saudi’s Journalist to Indonesia 2018 itu kemarin diajak berkeliling mengunjungi beberapa sentra UMKM. Seperti Kasongan dan Krebet.
Ahmed melihat seluruh produk kerajinan tangan yang dipajang di showroom bernilai jual tinggi. Lantaran dikerjakan para perajin yang penuh dengan talenta.
”Mereka benar-benar profesional dan punya jiwa seni yang tinggi,” pujinya.
Wakil Bupati Bantul Abdul Halim Muslih berharap rombongan delegasi dari Arab Saudi membawa pulang kenangan manis dari Bantul. Agar mereka dapat ”mempromosikan” kerajinan tangan dan pariwisata Bantul. (ega/zam)