Seperti di Bantul, angka lakalantas di Kabupaten Gunungkidul tahun ini juga meningkat. Bahkan, tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Begitu pula dengan jumlah korban yang meninggal dunia.

”Ada 500 kasus. Yang meninggal dunia 81 orang,” jelas Kanit Laka Lantas Polres Gunungkidul Ipda Soni Yuniawan saat dihubungi Jumat (28/12).

Soni mencatat mayoritas lakalantas terjadi di jalan nasional Jalan Jogja-Wonosari. Dari hasil pemeriksaan diketahui, human error mendominasi penyebab lakalantas. Seperti memacu kendaraan melebihi batas.
”Yang disebabkan kondisi kendaraan juga ada,” ucapnya.

Namun, hingga sekarang ada beberapa kasus lakalantas yang belum terungkap. Yaitu, kasus tabrak lari. Menurutnya, ada dua kasus tabrak lari sepanjang 2018. Kepolisian kesulitan mengungkapkannya. Lantaran minimnya saksi.

”Di sekitar lokasi juga tidak ada CCTV (circuit closed television),” katanya.
Kasatlantas Polres Gunungkidul AKP Mega Tetuko mewanti-wanti pengguna jalan lebih berhati-hati ketika melewati jalan di daerah Tleseh, Bunder, Patuk dan Jalan Agus Salim, Wonosari. Jalur tersebut sering terjadi kecelakaan.

Kasus terbaru, mobil pikap bernopol AB 8740 LD muatan mlinjo terguling di bahu jalan Jogja-Wonosari, Kamis (27/12). Tepatnya di depan SMP Mujahidin Desa Logandeng, Kecamatan Playen. Korbannya Karno Priyanto, 40, warga Rejosari, Desa Baleharjo, Kecamatan Wonosari. Kronologinya, mobil pikap melaju dari arah Wonosari menuju Kota Jogja. Sesampainya di lokasi kejadian, sopir berusaha menyalip kendaraan. Bersamaan, dari arah berlawan muncul sepeda motor. Si sopir akhirnya membanting kemudi. Hingga pikap terguling. (gun/zam/fn)