JOGJA – Intensitas hujan yang makin tinggi menjadi sinyal waspada untuk Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja. Salah satunya kewaspadaan terkait dengan penyakit yang dibawa oleh tikus, leptospirosis.
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinkes Kota Jogja Endang Sri Rahayu mengingatkan masyarakat tentang bahaya penyakit Leptospirosis. Terlebih penyebaran penyakit ini bisa melalui air, termasuk aliran hujan.
penyakit Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang dibawa oleh hewan tikus. Selama ini tikus sering berada di rumah-rumah dan begitu amat dekat dengan manusia.Penyebaran penyakit ini juga tergolong tinggi, hal tersebut disebabkan perkembang biakan yang terhitung cepat. Serta perilaku tikus yang suka berpindah-pindah.
“Selama ini memang tikus senang hidup daerah kumuh, contohnya pinggir sungai. Namun tikus kan bisa jalan kemana-mana, dan bakterinya juga bisa terbawa oleh air hujan jadi saat ini penyebarannya cepat,” jelasnya Minggu (6/1).
Bakteri leptopirosis, juga mampu memberikan dampak serius bagi manusia, yaitu kematian. Endang mengungkapkan selama tahun 2018 ini, sudah ada 13 korban jiwa akibat penyakit ini.
Melihat masih adanya korban jiwa akibat penyakit itu, Endang menyarankan agar masyarakat rutin menjaga kesehatan serta kebersihan lingkungan. Dan segera memeriksakan kondisinya ke Puskesmas ketika mengalami gejala. Seperti demam tinggi setelah membersihkan tempat-tempat hidup tikus atau sehabis kerja bakti.
“Walau bisa dibilang masih sedikit kasusnya, namun masyarakat tetap harus waspada,” imbuhnya.
Dinkes Kota Jogja juga mengaku sudah rutin menggelar sosialiasi tentang penyakit ini. Seperti memberikan himbauan melalui di pelayanan kesehatan masyarakat, yaitu rumah sakit dan puskesmas. (cr5/pra/fn)