Kekurangan vitamin A adalah masalah kesehatan masyarakat utama yang mempengaruhi sekitar 190 juta anak usia prasekolah. Sebagian besar dari wilayah Afrika dan Asia Tenggara. Kebutuhan vitamin A pada bayi dan anak-anak meningkat untuk mendorong pertumbuhan yang cepat dan untuk membantu memerangi infeksi.
Asupan vitamin A yang tidak memadai pada usia ini dapat menyebabkan defisiensi vitamin A. Jika parah dapat menyebabkan gangguan penglihatan (rabun senja) atau meningkatkan risiko penyakit dan kematian akibat infeksi pada masa balita. Seperti campak dan diare.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan bahwa semua anak berusia 6–59 bulan harus menerima suplemen jika mereka tinggal di komunitas di mana defisiensi /kekurangan vitamin A merupakan masalah kesehatan masyarakat.
Komunitas defisiensi vitamin A adalah komunitas di mana prevalensi rabun senja adalah ≥ 1% pada anak-anak berusia 24-59 bulan, atau di mana prevalensi kekurangan vitamin A adalah ≥ 20% pada bayi dan anak-anak berusia 6–59 bulan.
Dosis dan pemberian vitamin A adalah sebagai berikut:
• usia 6-11 bulan dosis yang diberikan adalah 100.000 IU (kapsul biru), 1 kali, diberikan dengan cara diteteskan lewat mulut.
• usia 12-59 bulan dosis yang diberikan adalah 200.000 IU (kapsul merah), 2 kali, setiap 4-6 bulan diberikan dengan cara diteteskan lewat mulut.
Suplementasi vitamin A di Indonesia dilakukan secara serempak:
– Untuk bayi umur 6-11 bulan pada bulan Februari atau Agustus.
– Untuk anak balita umur 12-59 bulan pada bulan Februari dan Agustus.
Suplementasi vitamin A pada bayi baru lahir dan anak usia 1-5 bulan belum direkomendasikan oleh WHO.
Menyusui bayi secara eksklusif dianjurkan selama enam bulan pertama kehidupan, untuk membantu mencapai pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan yang optimal.
Suplementasi vitamin A mengurangi morbiditas dan mortalitas anak dan direkomendasikan untuk bayi dan anak-anak 6-59 bulan. Bukti ilmiah menunjukkan suplementasi vitamin A bermanfaat menurunkan angka kematian sebesar 24 persen dan kematian terkait diare sebesar 28 persen.
Suplemen vitamin A yang diberikan kepada anak-anak tidak akan menyebabkan efek samping yang signifikan ketika dosis vitamin A yang diberikan sesuai dengan dosis yang direkomendasikan.
Efek samping yang tidak biasa, sementara, dan ringan didapatkan pada uji coba suplementasi vitamin A pada bayi dan anak-anak berusia 6–59 bulan (gelisah, sakit kepala, demam, diare, mual dan muntah).
Manfaat suplemen vitamin A dosis tinggi pada pencegahan kebutaan dan kematian jauh melebihi efek samping yang jarang dan sementara. (*/yog)