Keberadaan bandara baru DIJ, New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulonprogo diharapkan juga bisa menyerap tenaga kerja dari Kota Jogja. Untuk itu Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Tenaga Kerja dan Transmigrasi (KUKM-Nakertrans) Kota Jogja membuka pelatihan ketrampilan sebagai pekerja di bandara.
Sejak senin pekan lalu (4/2) kantor Dinas KUKM-Nakertrans Kota Jogja didatangi ratusan warga tiap harinya. Mereka ingin mendaftar mengikuti pelatihan ketrampilan yang dibuka tiap tahunnya. Tapi tahun ini ada tiga jenis pelatihan ketrampilan yang baru. Yaitu costumer service dan airport operation officer untuk bekerja di bandara, serta barista atau peracik kopi.
“Untuk costumer service dan airport operation officer karena kami lihat ada kesempatan kerja di sana (bandara) lebih banyak. Sedang barista memang ada permintaan dari masyarakat,” ujar Kepala Dinas KUKM-Nakertrans Kota Jogja Lucy Irawati kemarin.
Menurut dia untuk costumer service dan airport operation officer hanya dibatasi maksimal 20 peserta pelatihan. Lucy tidak menjamin setelah mengikuti pelatihan akan bisa langsung diterima bekerja di NYIA. “Kami tidak pernah menjanjikan langsung terserap, tapi dari hasil survey kami memang banyak dibutuhkan,” tuturnya.
Diakuinya saat ini belum memiliki database terkait dengan para peserta pelatihan yang sudah terserap ke dunia kerja. Saat ini, jelas dia, sedang dilakukan pendataan. “Juga untuk jenis pelatihan dan prospek terserap ke dunia kerja,” ungkapnya.
Bahkan khusus untuk menyambut NYIA, Lucy mengaku sudah menjalin komunikasi dengan Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (BP3) di Curug Tangerang supaya juga bisa memberikan pelatihan tenaga kerja bandara. “Tahun lalu sudah dengan Kulonprogo, tahun ini kam ingin supaya juga memberikan pelatihan untuk anak Kota,” jelasnya.
Meski kemungkinan terserap menjadi pekerja di bandara tinggi, ternyata minat terbesar warga Kota Jogja masih ikut pelatihan sopir. Khususnya untuk sopir SIM A. Itu terlihat dari jumlah pendaftar. Padahal Dinas KUKM-Nakertrans Kota Jogja juga membuka pelatihan sopir untuk SIM B1. “Yang penuh untuk SIM A, untuk SIM B1 belum. (Sopir dengan SIM B1) Itu juga sesuai dengan komunikasi kami dengan toko ritel yang butuh sopir SIM B1,” jelasnya.
Mantan Kepala Disperindagkoptan Kota Jogja itu menambahkan untuk kuota 23 jenis pelatihan yang akan digelar tahun ini total ada 590 peserta. Semua digelar secara gratis. Sedang kuota pendaftar 1.770. Hingga jumat lalu (8/2), sudah ada lebih dari 800 pendaftar. “Nanti kan setelah pendaftaran dilakukan tes dulu,” ujarnya.
Menurut dia, tidak ada persyaratan khusus, selain harus warga kota Jogja. “Karena pakai APBD Kota Jogja, ya hanya untuk warga kota,” tuturnya. Tapi persyaratan lain, seperti warga miskin dengan kartu menuju sejahtera (KMS) tidak menjadi yang utama. Juga ijazah. “Tahun ini kami lebih terbuka, ijazah menjadi pertimbangan untuk jenis pelatihan tertentu, seperti untuk perhotelan,” tambahnya.
Lucy menjelaskan tes awal juga akan dilakukan untuk motivasi mengikuti pelatihan. Termasuk untuk menggali kondisi dan kemampuan tiap peserta. Juga level dan kemampuan ekonomi. Selain dengan tes wawancara, juga akan dilakukan tes secara fisik. Terutama untuk pekerjaan yang membutuhkan fisik yang prima.
Itu, lanjut dia, sesuai dengan kualifikasi yang diterapkan oleh lembaga pelatihan yang diajak bekerjasama. Lucy mencontohkan seperti untuk profesi satpam. Menurut dia, sebenarnya permintaanya banyak, tapi saat pendaftaran akhirnya banyak yang gagal. “Karena persyaratannya tidak boleh ada tato atau telinganya ditindak. Yang nolak bukan kami tapi lembaga pelatihan yang bekerjasama dengan Polda,” jelasnya. (**/pra/tif)