Lokasinya berada satu kompleks dengan Terminal Giwangan Umbulharjo Jogja. Tepat berada di perbatasan Kota Jogja dan Kabupaten Bantul. Banyak yang belum tahu jika Kota Jogja juga memiliki taman. Bahkan taman tematik, untuk mengenalkan tertib lalu lintas pada anak-anak.
Wakil Wali Kota Jogja Heroe Poerwadi mengatakan kesadaran masyarakat untuk mematuhi rambu lalu-lintas masih sangat kurang. Kondisi itu menyebabkan angka kematian akibat kecelakaan di DIJ meningkat di setiap tahunnya.
“Artinya disamping penyakit pembunuh terbesar kita yaitu serangan Jantung, ternyata kejahatan dijalan juga menjadi pembunuh terbesar,” tuturnya dalam kunjungan ke Taman Lalu Lintas Giwangan pekan lalu.
Keberadaan Taman Lalu Lintas Giwangan, harap dia, bisa mengajarkan pada anak-anak dan orang tuanya tentang tertib berlalu lintas. Mulai dari memahami rambu-rambu lalu lintas hingga cara berkendara yang aman.
“Paling tidak anak-anak bisa member tahu orang tuanya untuk berkendara yang aman di jalanan,” katanya.
Plt Kepala Dinas Perhubungan Kota Jogja, Wirawan Hario Yudo menambahkan, keberadaan taman lalu lintas tidak hanya sebagai ruang terbuka hijau. Lebih dari itu, taman tersebut menjadi ruang edukasi tentang tertib berlalu lintas.
Di Taman Lalu Lintas Giwangan anak-anak akan dikenalkan tentang
keselamatan berlalu lintas di jalan. Mulai dari rambu-rambu lalu lintas yang kerap ditemui di jalan. Seperti alat pemberi isyarat lampu lalu lintas (APILL), rambu-rambu larangan melintas, jalan searah dan lainnya.
Pengunjung juga diajarkan mengenai cara-cara yang tepat saat berkendara di jalan raya. Diantaranya meng-gunakan jalur yang benar, dan selalu mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Wirawan menjelaskan, kecelakaan lalu lintas, lebih banyak disebabkan oleh unsur kesalahan manusia.
“Akibat tidak menaati rambu lalu lintas,” kata Staf Ahli Bidang Kesejahteraan Masyarakat Pemkot Jogja itu.
Menurut dia pemahaman kepada masyarakat untuk tertib lalu lintas memang harus sejak usia dini. Anak-anak diharapkan secara psikomotorik dapat berubah menjadi seoarang pribadi yang saat dia nantinya berada di jalanan di kota Jogjakarta ini sudah mempunyai pemahaman tentang peraturan-peraturan lalu lintas. “Maupun berharmoni lalu lintas dengan masyarakat pengguna yang lainnya,” ujar dia.
Mantan Camat Gondokusuman itu juga berharap anak-anak nantinya saat menginjak dewasa bisa menjadi kader keselamatan berlalu lintas. Bisa menjadi virus yang baik untuk menularkan kepada teman-teman sepermainnya atau sekelasnya.
“Harapannya anak-anak mampu menjadi bagian dari keselamatan lalu lintas pada saat dia beranjak dewasa untuk menjadi insan yang terbaik di dalam rangka menjalankan kendaraannya pada saat kondisi lalu lintas di jalan,” tuturnya.
Kota Jogja, jelas dia, merupakan kota pariwisata dan pendidikan, pada saat hari-hari tertentu akan terjadi pergerakkan lalu lintas yang ramai. Sehingga anak-anak nantinya diharapkan memberikan menjadi contoh yang baik saat di jalan.
Menurut dia, masyarakat berlalu lintas merupakan cerminan dari kepribadiannya. “Anak-anak kalau berlalu lintas banyak yang melanggar, perlu sejak dini sejak awal anak-anak belajar untuk tertib berlalu lintas, sekaligus membentuk karakter mereka,” paparnya. (**/cr8/pra/mg3)