GUNUNGKIDUL – Objek wisata (obwis) Gua Pindul masih menjadi destinasi andalan Kabupaten Gunungkidul. Meski demikian, wisata minat khusus yang terletak di Desa Bejiharjo, Karangmojo tersebut ke depan harus terus berinovasi agar tidak ditinggal oleh pengunjung.

Berdasar data Dinas Pariwisata (Dispar) Gunungkidul, dalam dua bulan terakhir tren kunjungan wisata ke Gua Pindul mengalami penurunan. Pada Januari, misalnya, hanya 7.613 pengunjung. Setali tiga uang, bulan Februari. Pada minggu pertama, hanya 2.658 pengunjung. Kemudian, minggu kedua 1.451 orang. Totalnya, 4.109 pengunjung.

”Tapi, untuk memastikan terjadi penurunan signifikan atau tidak, kami harus membandingkan dengan data pada tahun-tahun sebelumnya,” kata Sekretaris Dispar Gunungkidul Hari Sukmono saat dihubungi Senin (18/2).

Di sisi lain, kata Hari, fenomena penurunan jumlah pengunjung juga terjadi di daerah lain. Kendati begitu, Hari berkomitmen berupaya melakukan sinkorinisasi tiket masuk Gua Pindul.

”Sangat mungkin menggunakan metode tiket masuk dengan model satu atap,” ujarnya.

Seperti diketahui, selama ini BUMDes juga diberikan kewenangan untuk menarik tiket masuk khusus Gua Pindul. Sementara, Pemkab Gunungkidul memungut retribusi ke semua kawasan obwis Bejiharjo.

”Jadi, nanti bisa diserasikan. Harus disepakati tata kelola agar tidak ada ketimpangan data. Harus bersama-sama dalam pemugutan,” katanya.

Ketua BUMDes Bejiharjo Saryanto mengakui jumlah kunjungan pada awal 2019 megalami penurunan. Meski, target kunjungan pada tahun ini dipatok 276 ribu pengunjung.

”Target tahun lalu sebanyak 216 ribu wisatawan tercapai,” sebutnya.

Saryanto optimistis target kunjungan bakal tercapai. BUMDes bakal memperkuat jaringan sekaligus berinovasi. Toh, BUMDes bersama 11 kelompok sadar wisata sedang melakukan perencanaan edupark.

”Targetnya terealisasi pada 2020,” katanya. (gun/zam/mg4)