PURWOREJO – Pelestarian kemampuan membatik dengan menyasar generasi muda dilakukan Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinpernaker) Purworejo. Menggandeng Dewan Kerajinan Nasional Daerah Dekranasda Purworejo, mereka memberikan penguatan kemampuan membatik bagi 100 siswa SMA/SMK di Pendapa Rumah Dinas Bupati (28/2).

Kepala Dinpernaker Purworejo Gathot Suprapto mengungkapkan, kegiatan yang dikemas dengan nama workshop batik itu tidak sekadar diberikan teori membatik. Peserta yang berasal dari 25 sekolah juga diberikan pengertian dasar asal usul batik dan alasan harus melakukan pelestarian. “Kegiatan ini kami satukan dengan peringatan Hari Jadi ke-188 Purworejo dengan harapan ada peningkatan kemampuan anak terhadap batik. Seperti kita tahu, sekarang ini mereka yang bisa membatik masih didominasi generasi sepuh,” katanya.

Gathot berharap melalui kegiatan itu generasi muda akan bisa lebih menghargai dan meneruskan pengetahuan atau keterampilan membatik sebagai kekayaan budaya yang adiluhung. Selain juga memberikan kemampuan membatik dari dasar kepada siswa. “Dari kegiatan seperti ini, kita juga akan bisa melihat seberapa jauh potensi generasi muda dalam membatik. Mereka akan kami poles dan tingkatkan agar bisa menghasilkan batik yang berkualitas,” tambah Gathot.

Kepala Bidang Perindustrian Dinperinkaer Purworejo Heni Sudiyati menambahkan bidangnya memiliki komitmen untuk melestarikan batik di Purworejo. Tercatat ada ratusan perajin batik yang masih lestari di Purworejo. “Perajin batik berskala besar di Purworejo lumayan banyak, ada sekitar 10 orang,” ungkap Heni.

Sedangkan untuk perajin dengan volume sedang, lebih banyak lagi. Heni menyebut ada sekitar 20 kelompok usaha bersama (kube) yang masih rutin melakukan produksi batik. “Setiap kelompok perajinnya bervariasi dan lumayan banyak,” tambahnya.

Di luar pemberikan ketrampilan bagi siswa, pihaknya selama ini rutin mengadakan pelatihan bagi masyarakat umum. Tercatat untuk tahun 2019 ini telah direncanakan ada tiga kegiatan yang mensertakan Kube.
Ketua Dekranasda Purworejo Fatimah Verena Prihastyari mengatakan, generasi muda memang harus disentuh untuk bisa menjaga kelestarian batik.

Dia berharap porsi workshop batik bisa lebih ditingkatkan lagi dengan sasaran anak sekolah. “Anak akan lebih cepat menerima materi tentang batik ini. Sedikit kemampuan bagi anak, mereka akan menggali informasi sendiri tentang perkembangan batik ini,” kata Fatimah. (udi/laz/mg4)