BANTUL – Perubahan iklim atau climate change menjadi penyebab petani mengalami kesulitan meningkatkan produktivitas pertanian. Di antaranya, masa tanam mundur.

Para petani dalam Kelompok Tani Gunung Butak, Dusun Ngrame, Tamantirto, Kasihan, Bantul pun mengalami hal tersebut. ‘’Mereka juga masih melakukan pengairan bersistem buka tutup manual,’’ kata Ketua tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Prodi Ilmu Komunikasi Fisipol (IK) UMY, Dr Yeni Rosilawati SIP MM, Kamis(14/3).

Mengatasi persoalan tersebut, kata Yeni, perlu pengenalan teknologi smartfarming 4.0. ‘’Keunggulannya, berupa precision agriculture atau bertani yang lebih tepat,’’ kata Yeni.

Pada acara pengabdian masyarakat UMY tersebut turut diserahkan alat perontok padi kepada Kelompok Tani Gunung Butak. Acara tersebut dihadiri para petugas penyuluh lapangan (PPL) Pertanian Bantul, dan wakil dari Kecamatan Kasihan.

Anggota tim dari Prodi Agribisnis, Fakultas Pertanian UMY, Francy Risvansuna Fivintari SP MP mengatakan, Smartfarming 4.0 menjadikan petani mampu mengoperasikan teknologi berbasis internet. Metode pengabdian masyarakat berupa penyuluhan dan workshop kepada Kelompok Tani Gunung Butak.

Belanda dan Jepang merupakan negara yang berhasil menerapkan pertanian presisi. Berbasiskan teknologi IoT (Internet of Things). Pengaturan jadwal dan pola tanam menjadi tepat. Hasil panen pun optimal.

Deteksi dini mengenai OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) juga dapat dilakukan. Sehingga kontrol terhadap serangan hama mampu diminimalisasi.

Pengawasan kondisi lahan dilakukan melalui komputer. Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi besar di bidang pertanian sebaiknya segera menerapkan konsep smartfarming 4.0.

Para petani mempraktikkan alat-alat IoT. Di antaranya weather and soil censor yang menyediakan data real time terkait kondisi agro-climate di lahan.

Ada juga water debit censor. Menyediakan update data real time mengenai debit air dan ketercukupan pengairan untuk lahan. Alat penyiraman air dan pupuk cair drone sprayer. Menggunakan sistem autonomus. Petani tinggal menekan tombol ON dan OFF.

Lalu ada Phone Apps. Petani dapat memonitor data melalui aplikasi HP di Android bernama RiTx. Menyediakan informasi update data alat dan marketing komoditas.

‘’Mengembangkan teknologi yang mampu menunjang pertanian presisi. Precision agriculture adalah prinsip penting mewujudkan pertanian berkelanjutan,’’ kata Yeni.

Ketua Kelompok Tani Gunung Butak, Bapak Raji mengaku terbantu dengan pengabdian masyarakat UMY tersebut. ‘’Semoga penerapan smartfarming 4.0 di Ngrame bisa meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani,’’ kata Raji. (*/iwa/mg2)