JOGJA – Kawasan Tugu Pal Putih hingga Keraton Jogjakarta memiliki dinamika yang cukup tinggi. Sebagai salah satu kawasan destinasi wisata favorit, tentu menjadi rujukan bagi ribuan wisatawan. Di satu sisi potensi ini tentu menjadi sebuah pekerjaan rumah bagi jajaran Polresta Jogja.
Berangkat dari sini lahirlah Tim Patroli Sepatu Roda Polresta Jogja. Beranggotakan 11 personel, unit ini rutin berpatroli. Mengenakan sepatu roda melalui padatnya kawasan semi pedestrian Malioboro.
“Melihat kondisi kawasan itu, mencari strategi yang efektif dan efesien untuk patroli. Kalau pakai mobil dan sepeda motor tidak bisa. Pakai sepeda kayuh juga kurang pas, akhirnya tercetus ide pakai sepatu roda,” jelas Kapolresta Jogja Kombespol Armaini.
Diresmikan 1 Juli 2018, unit khusus ini telah berpatroli secara aktif. Tak ubahnya polisi pada umumnya, unit ini tetap menjalankan ketugasan. Baik mengawasi kondisi lingkungan hingga mengayomi pengunjung Malioboro.
Setengah tahun lebih beroperasi, unit ini mendapat respons positif. Sepatu roda ternyata sangat membantu tugas kepolisian. Mampu menyelinap di antara padatnya pejalan kaki dan jalan raya. Hingga bisa menjangkau dari titik patroli sisi utara hingga selatan.
“Sabtu dan Minggu biasa membeludak pengunjungnya. Kalau patroli reguler kendaraan tentu tidak efektif. Kalau jalan kaki terlalu jauh, nah kalau sepatu roda bisa merespons dengan cepat,” ujarnya.
Cerita di balik terbentuknya tim ini terbilang singkat. Semenjak menjabat sebagai orang nomor satu di jajaran Polresta Jogja, Malioboro langsung mencuri perhatian Armaini. Hingga akhirnya dia memilih 11 orang dari unit patroli.
Beranggotakan 10 personel dengan satu komandan regu, tim segera menyesuaikan diri. Latihan rutin digelar setiap harinya. Tentu dengan melibatkan pelatih profesional. Tidak terhenti sampai di sini, perwira menengah dengan tiga mawar di pundak ini berkeinginan melengkapi satuan jadi satu peleton.
“Satu peleton itu ada 30 personel. Target tahun ini bisa terwujud agar patroli kawasan Malioboro benar-benar lebih efisian dan efektif,” harapnya.
Inovasi patroli masih akan terus berkembang. Armaini juga tengah merancang adanya patroli Segway. Sama halnya dengan sepatu roda, unit ini akan berpatroli di kawasan Malioboro. Inspirasi patroli Segway dari patroli keamanan internal sejumlah bandara di Indonesia.
Ide ini bukan hanya sekadar wacana. Menurutnya, polisi harus peka akan kemajuan teknologi informasi. Memanfaatkan modernitas sebagai alat bantu kerja, sehingga mampu mewujudkan jargon Profesional, Modern dan Terpercaya (Promoter).
“Segway masih dirancang, nanti lima unit dulu lah. Timnya masih sama dengan tim patroli sepatu roda. Ini agar patroli lebih optimal lagi menjangkau kawasan Malioboro. Harapannya mobilisasi akan lebih cepat jika pakai segway,” katanya. (dwi/laz/mg2)