SLEMAN – Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Tri Wahyuni Sukesi mengenalkan ovitrap untuk membantu juru pemantau jentik (Jumantik) di Patukan Gamping. Sekaligus warga menggelar deklarasi Jumantik Rumah Mandiri.

Deklarasi Jumantik Rumah Mandiri warga dusun Patukan merupakan rangkaian penelitian terkait disertasi Tri Wahyuni yang menjalankan Program Doktor di Fakultas Kedokteran Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada. Deklarasi di Pendopo Kecamatan Gamping Minggu (17/3) dihadiri ibu-ibu kader supervisor Jumantik Dusun Patukan, serta jajaran Forkompimka Gamping.

Menurut Wahyuni ovitrap yang digunakan warga sangat sederhana. Bisa dibuat dari barang bekas seperti botol plastik air mineral. Kemudian isi cairan berupa air dari rendaman jerami selama satu minggu, gula jawa, dan ragi. Kemudian dilapisi dengan plastik hitam. Peletakan ovitrap di tempat-tempat yang memungkinkan nyamuk bertelur. “Ovitrap ini dianjurkan setidaknya satu di rumah warga agar meminimalisir adanya jentik-jentik nyamuk,” jelasnya.

Kepala Puskesmas Gamping Ratih Susila mengatakan DBD menjadi siklus tahunan di Gamping. Terkait dengan acara deklarasi ini, dia menilai masih banyak masyarakat yang kurang peduli dengan kebersihan lingkungan sekitar akan nyamuk yang berkembang biak. “Karena setiap tempat yang ada air 2-3 sentimeter saja berpotensi sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk,” katanya.

Melalui pemberantasan demam berdarah dengan menggunakan aplikasi ovitrap ini, diharapkan warga Dusun Patukan bisa menjalankan program 3M (Menguras, Menutup, Mendaur ulang) dan lebih peduli dan peka terhadap kebersihan dan kesehatan. “Dan ini dijadikan bahan penelitian akan diukur, dimonitoring terus untuk meningkatkan serta mendekatkan warga Dusun Patukan ke arah kehidupan yang lebih sehat dan baik,” Ratih. (*/mg2/pra/mg1)