PURWOREJO-Sebanyak 167 kepala keluarga (KK)  yang tinggal di perbukitan di Dusun Rukem, RT 2 RW 7, Sidomulyo, Purworejo, kehilangan akses jalan. Satu-satunya jalan rabat beton menuju jalan kabupaten separuhnya longsor. Longsoran bahkan menimpa rumah yang ada di bawahnya pada Minggu sore (17/3).

Perangkat desa setempat, Andri mengungkapkan jalan itu selama ini menjadi satu-satunya akses jalan yang dipergunakan warga. Jalan itu dibangun dengan sistem rabat beton dua bagian. Menurutnya, jika tidak dilakukan penanganan segera dikhawatirkan akan longsor seluruhnya.  Menurut Andri, akses jalan tersebut merupakan sarana utama bagi warga. Tidak ada akses jalan lain untuk mencapai jalan besar.”Jika benar-benar longsor seluruhnya, warga harus mencari jalan lain,’’ jelasnya.

Pantauan koran ini, kawasan tersebut memang amat rawan. Bagian atas merupakan tebing dengan susunan batuan lapuk. Ini bisa memicu terjadinya longsor susulan. Sementara itu di bagian bawah jalan merupakan titik yang rawan karena terlalu tinggi.

Jalannya sendiri terlihat patah memanjang, bahkan di salah satu titik ada rabat yang sudah hilang. Untuk sementara waktu, warga memanfaatkan pagar bambu sebagai penanda untuk jalan yang rusak.

Kepala Desa Sidomulyo Setyono Hadi mengungkapkan material tanah yang menimpa bagian samping rumah memang belum dilakukan penanganan. Pihaknya tidak ingin gegabah mengerahkan warga untuk melakukan kerja bakti.  “Itu memang belum dilakukan penanganan. Kami menunggu cuacanya membaik dulu,” kata Setyono.

Menurutnya, jika dipaksakan untuk dilakukan penanganan malah akan memperburuk kondisi tanah. Yang ditakutkan adalah muncul longsor susulan yang akan semakin memperparah dan mengancam kondisi jalan. “Kami konsultasikan ke BPBD dan pihak terkait, harapan bisa dibantu material untuk penanganannya,” imbuh Setyono.

Rencananya titik itu akan dibangun talud dan pelebaran jalan dengan mengepras bukit sepanjang satu meter. Dengan luas jalan diharapkan potensi longsor akan berkurang karena titik rawan tidak akan dilalui kendaraan.

Setyono mengaku warga sudah paham dan akan berusaha menyelamatkan diri secara swakarsa. “Mereka akan mencari tempat yang lebih aman kalau ada hujan deras,” tambahnya. (udi/din/mg1)