JOGJA – Selama kehamilan tali pusat memasok nutrisi dan oksigen untuk bayi yang sedang berkembang dalam kandungan. Setelah lahir tali pusat tidak lagi dibutuhkan. Sehingga dijepit dan dipotong. Namun biasanya dokter menyisakan sedikit bagian.
Tali pusat akan puput. Mengering dengan sendirinya lalu terlepas dari tubuh bayi. Umumnya dalam satu minggu kehidupan. Namun pada beberapa kasus dapat lebih lambat hingga 10-14 hari setelah bayi lahir.
Orang tua tidak usah memaksakan untuk melepas tali pusat bayi. Ini akan menyebabkan perdarahan dan risiko terinfeksi.
Biarkan tali pusat terpapar udara sesering mungkin. Usahakan tali pusat tetap kering. Jaga agar tidak basah dan lembab. Agar tidak terjadi pertumbuhan kuman pada kondisi lembab yang akan menyebabkan infeksi.
Perawatan tali pusat di rumah dilakukan dengan cara tepat. Tali pusat diusahakan untuk tidak basah dan tetap dijaga kebersihannya.
Tali pusat tidak perlu dibersihkan dengan sabun. Biarkan terbuka tanpa ditutup dengan kasa kering. Minyak, bedak, atau jamu-jamuan tidak perlu diberikan pada tali pusat karena akan membuat basah dan lembab. Saat memandikan bayi di rumah, usahakan tali pusat tidak basah.
Saat memakaikan popok bayi usahakan tali pusat tidak tertutup popok. Supaya tidak terkena air seni dan tinja. Ini guna menghindari terjadinya infeksi tali pusat.
Selama proses puputnya tali pusat terlihat sedikit darah di pangkalnya, itu normal. Yang perlu diwaspadai bila terlihat perdarahan aktif dari tali pusat. Perdarahan aktif ditandai bila setelah tetesan darah yang keluar dihapus muncul tetesan darah baru.
Apabila terjadi infeksi pada tali pusat maka terdapat beberapa tanda umum infeksi tali pusat antara lain tercium bau dan muncul nanah, disertai kemerahan pada kulit sekeliling tali pusat, nyeri tekan di sekitar pusat, dan dapat disertai demam. Jangan panik bila terdapat tanda infeksi. Langkah pertama untuk menangani infeksi tali pusat adalah tetap tenang, bersihkan ujung tali pusat menggunakan alkohol swab 70 persen atau povidon iodin, bayi tetap diminumkan ASI, dan segera di bawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Apabila tali pusat belum puput sampai usia tiga minggu, mungkin disebabkan oleh infeksi atau gangguan sistem kekebalan. Hal ini juga perlu dikonsultasikan pada dokter.
Perlu diketahui, tali pusat bayi baru lahir merupakan salah satu tempat yang sangat ideal untuk tumbuhnya bakteri yang dapat menimbulkan infeksi. Bahkan menjadi sumber penularan. Untuk itu perlu pengetahuan tentang perawatan tali pusat yang benar.
American Academy of Pediatrics (AAP) menyatakan tidak ada satupun metode perawatan tali pusat yang terbukti lebih baik dalam mencegah kolonisasi kuman dan timbulnya penyakit. Oeh karena itu AAP dan WHO mendukung perawatan tali pusat secara kering setelah bayi lahir.
Perawatan tali pusat di rumah sakit akan lebih baik menggunakan antimikroba topikal setelah pemotongan tali pusat dan satu kali sehari selama tiga hari pertama. Yefri dkk (2010) melakukan penelitan di Rumah Sakit Dr M. Djamil, Padang dan menemukan bahwa lama puput tali pusat lebih cepat pada cara kering.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kolonisasi kuman pada tiga regimen perawatan tali pusat yaitu metode perawatan dengan alkohol 70 persen, povidon iodin 10 persen, dan cara kering.
Saat lahir tali pusat akan dipotong oleh tenaga kesehatan dan ujung tali pusat akan dibersihkan menggunakan alkohol swab dengan kadar alkohol 70 persen. Bila bayi sudah dipulangkan sebelum tali pusat puput lakukan perawatan di rumah dengan cara tepat.(*/yog/mg2)