MAGELANG – Menjaga keutuhan bangsa dan negara menjadi sangat penting akhir-akhir ini. Berbagai elemen bangsa di Jawa Tengah, merasa perlu untuk mengadakan “Selametan Puser Bumi Merawat NKRI Menjaga Indonesia” di Puncak Gunung Tidar, Minggu(24/3). Menurut Arianto, kades Jambewangi, Pakis, Kabupaten Magelang kegiatan ini berkonsep kenduri dan doa bersama yang diakhiri makan bersama.
“Gagasan selamatan ini sebenarnya sudah lama diperbincangkan. Kami warga Magelang mendengar apa yang dilakukan warga di Solo dan Pati awal Maret lalu. Ndilalah warga Magelang juga punya keprihatinan yang sama mengenai situasi politik akhir-akhir ini. Kami kesetrum dengan spirit itu dan semakin gumregah setelah Pak Gubernur Ganjar menggelar Apel Kebangsaan Kita Merah Putih di Semarang,” kata Arianto.
Dalam kegiatan ini terlihat ada gunungan palawija, tumpeng dan ingkung. Juga ada beberapa kesenian daerah. Termasuk sebuah gunungan yang ditempeli banyak kertas berisi doa dan pengharapan warga untuk Indonesia. Gunungan kemudian dibakar sebagai penanda umbul donga, karena api dan asap membumbung naik ke atas, menyatu dengan semesta.
Hadir dalam kegiatan ini Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang datang langsung dari Jogja setelah mendarat dari Jakarta, dengan mengendarai sepeda motor 650 CC. Kedatangannya didampingi Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito, Wawali Windarti Agustina, Bupati Magelang Zaenal Arifin, dan Wakil Bupati Edi Cahyana yang mengenakan pakaian adat Jawa lengkap. Juga hadir beberapa pejabat dari Pemkab dan Pemkot Magelang.
Dalam selamatan itu, Ganjar beserta Sigit dan Zaenal Arifin sempat ikut menuangkan air kendi di tugu yang dipercaya sebagai puser bumi pakuning Jawa di Puncak Gunung Tidar, sebagai representasi penyucian. “Dengan prosesi ini, kami ingin tekad kami untuk Indonesia bisa tertancap kuat,” ujar Arianto.
Ganjar mengungkapkan, hampir seluruh daerah di Jateng berdoa sesuai kultur mereka masing-masing untuk kondisi Jawa Tengah dan Indonesia agar kondusif. Warga kemudian menghubungi dirinya untuk berdoa bersama. Dipilihnya puncak Gunung Tidar dikarenakan pemilihan dan usulan warga yang ingin menggelar tumpengan di pakuning tanah Jawa. Usulan itu kemudian diapresiasi dan dirinya langsung mengontak dan meminta izin Wali Kota Magelang.
“Pak Wali kemudian mempersilakan. Niki warga desa badhe nyiapke. Kemudian Pak Bupati juga ajeng mriku. Terus akhirnya kumpul di sini, dan semuanya berkumpul pada sore hari ini. Semua dengan kesederhanaan, dengan adanya ketulusan warga,” ungkapnya.
Zaenal Arifin didampingi Edi Cahyana menyebutkan, ini adalah keprihatinan bersama, keinginan untuk menjaga keindonesiaan, merawat keindonesiaan kita. Di tengah-tengah akan menghadapi hajat besar, menurut bupati, tentu seluruh rakyat Indonesia termasuk warga masyarakat kota dan Kabupaten Magelang, ingin berharap Indonesia tetap berjalan damai, lancar tanpa halangan apapun.
Sementara Sigit Widyonindito menyebutkan, pihaknya mendukung acara selamatan ini untuk mendoakan keutuhan NKRI. Pihaknya juga menyambut baik doa itu dikarenakan dipilihnya Gunung Tidar sebagai tempat doa bersama. (dem/laz/mg3)