PURWOREJO – Warga akhirnya turun tangan membersihkan material tanah yang menutup akses jalan kabupaten menuju Desa Hulosobo dari Desa Kaliharjo di Kecamatan Kaligesing. Butuh waktu beberapa hari untuk menormalkan akses jalan ekonomi dan pendidikan tersebut yang tertutup sejak Minggu (17/3).

Jalan tersebut merupakan akses utama warga Hulosobo dan Dusun Jerupurut, Desa Kaliharjo, untuk menuju kantor Kecamatan Kaligesing atau pusat kota. Walaupun ada jalan alternatif, hanya jalan permukiman yang sangat licin jika harus dilalui kendaraan, itu pun diperuntukkan bagi kendaraan roda dua.

Warga sebenarnya berharap pembersihan material dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purworejo mengingat banyaknya material tanah yang longsor. Sebelum akhirnya membersihkan total dengan kerja bakti, warga telah berusaha membuka akses yang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua.

“Pasca longsor, untuk kendaraan roda dua pun sangat terbatas. Selain itu juga amat licin, apalagi setelah terkena hujan,” kata Sarono, kadus Jerukpurut, Desa Kaliharjo, Minggu(24/3).

Dikatakan Sarono, warga yang terlibat melakukan kerja bakti pembersihan jalan terdiri dari dua desa yakni Kaliharjo dan Hulosobo. Mereka mulai fokus melakukan pembersihan di hari Jumat (22/3) dan Sabtu (23/3).

Sekretaris Desa Hulosobo Sudi Utomo mengungkapkan, pihaknya memang mengajak masyarakat untuk melakukan pembersihan. Ia juga mengirimkan surat ke BPBD untuk menurunkan alat berat di hari Kamis (21/3). Dari petugas yang mendapat tugas mengirimkan surat mengatakan, alat berat tidak bisa serta merta diturunkan. “Dari kabar itu kami berinisiatif turun membersihkan jalan dan alhamdulillah bisa selesai,” kata Sudi.

Terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Purworejo Iman Ciptadi mengungkapkan, pihaknya sudah berusaha semaksimal mungkin membantu masyarakat. Ia juga sudah menerima surat permintaan penurunan alat berat guna mengatasi material tanah yang menutup jalan di Kaliharjo.

“Kami memiliki keterbatasan, di mana anggaran operasional alat berat tidak ada. Dan kami harapkan ada swadaya dari masyarakat. Di kami ada tapi hanya untuk nggendong (membawa) alat berat ke lokasi. Sementara untuk operasional lain kami harapkan bantuan dari desa,” katanya. (udi/laz/mg3)