BANTUL – Pemkab Bantul kembali menggulirkan program pemberdayaan. Salah satunya, pemberian bantuan kepada wanita rentan sosial ekonomi (WRSE). Dibanding tahun-tahun sebelumnya, anggaran yang dialokasikan pada 2019 lebih besar. Sebesar Rp 600 juta.”Tahun 2018 Rp 440 juta,” jelas Kasubbag Keuangan dan Aset, Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Bantul Sri Ambarwati di kantornya Selasa (26/3).

Dalam pelaksanaannya, program yang digulirkan tiap tahun ini diampu Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Bantul. Prioritas sasarannya adalah perempuan single parent. Sebab, mereka tidak hanya menjadi ibu bagi anak-anaknya. Lebih dari itu, juga sebagai kepala keluarga.

Ambar, sapaannya, menyebut ada 196 warga yang menjadi penerima program ini pada 2018. Setiap penerima mendapatkan bantuan stimulan Rp 2 juta. Bantuan itu diharapkan sebagai modal untuk membuka usaha kecil-kecilan. Seperti membuka warung pecel lele, jamu gendong, atau wedang uwuh. Selain bantuan, mereka juga didampingi pendamping program keluarga harapan. Agar mereka dapat mengelola bantuan stimulan dengan maksimal. Dalam program ini, kata Ambar, BKAD berfungsi pejabat penatausahaan keuangan daerah.”Anggarannya di BKAD,” ujarnya.

Ketika disinggung mengenai bertambahnya anggaran, Ambar belum mengetahui persis penggunaannya. Apakah jumlah WRSE bertambah atau nominal bantuan stimulan yang mengalami kenaikan.”Kami masih menunggu SK-nya,” katanya.

Sebelumnya, Bupati Bantul Suharsono menyebut ada seabrek program pengentasan kemiskinan yang digulirkan pemkab. Itu bertujuan agar ada akselerasi dalam pengentasan kemiksinan.”Bantuannya digunakan sebaik-baiknya. Usaha kecil-kecilan tidak apa-apa. Yang penting perekonomian bisa lebih baik,” jelas Suharsono saat menyerahkan bantuan WRSE beberapa waktu lalu. (*/zam/mg4)