GUNUNGKIDUL – Desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul menjadi salah satu desa di DIY yang disiapkan menjadi desa mandiri budaya. Kesiapan itu ditandai diberikannya pelatihan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan kelembagaan bagi para pemangku kepentingan di Desa Bejiharjo oleh Dinas Pariwisata DIY.

Para pemangku kepentingan itu meliputi tokoh masyarakat, penggiat desa dan perangkat Desa Bejiharjo. “ Ini merupakan kesempatan yang baik,” ungkap Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas Dinas Pariwisata DIY Wardoyo di pendapa Kampung Seni Mbah Gito Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul Kamis (28/3).

Pelatihan berlangsung selama tiga hari hingga Sabtu (30/3) besok.
Wardoyo berharap, para peserta dapat memanfaatkan pelatihan itu dengan sebaik-baiknya. Sebab, muara terbentuknya desa mandiri budaya adalah mewujudka kekuatan masyarakat desa yang mampu berdiri di atas kaki sendiri.
Selama ini telah ada sejumlah desa budaya di DIY.

Dinas Kebudayaan DIY telah beberapa kali mengadakan pendampingan. Wardoyo mengingatkan, pendampingan tidak mungkin terus menerus diberikan.

Karena itulah kemudian diberikan pelatihan peningkatan kapasitas bagi para pengelola desa mandiri budaya. Dijelaskan, antara budaya dan pariwisata tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling mengisi dan bersinergi.

Di depan peserta, Wardoyo menerangkan perbedaan antara desa budaya dan desa wisata. Desa budaya lebih menitikberatkan pada upaya pelestarian adat dan tradisi yang ada di desa tersebut. Sedangkan desa wisata lebih pada pemasaran atas kegiatan adat dan budaya tersebut. Baik desa wisata maupun desa budaya masuk dalam rencana induk pengembangan pariwisata daerah (Ripparda) DIY.

Kepala Desa Bejiharjo Yanto mengucapkan terima kasih atas atensi dari Dinas Pariwisata DIY. “Pelatihan ini menambah motivasi kami untuk bergerak semakin maju,” ucap Yanto.

Dikatakan, Bejiharjo memiliki beragam potensi seni budaya. Desa yang terbagi atas 20 pedukuhan itu memiliki penduduk tidak sedikit. Jumlahnya mencapai 16 ribu orang. “Yang punya hak suara ada 8.500 jiwa,” terangnya.

Salah satu objek wisata yang populer di desa ini adala Gua Pindul. Semula ada 11 operator yang mengelolanya. Namun sejak beberapa waktu lalu, 11 operator telah berhasil disatukan. “Kami berhasil membentuk badan usaha milik desa (BUMDes),” kata Yanto.

Dengan beragam potensi itu, Yanto mencanangka pada 2021 Bejiharjo telah siap menjadi desa mandiri pangan, budaya dan wisata. “Masyarakat kami sudah sangat siap,” tegasnya. (kus/mg3)