GUNUNGKIDUL – Kawasan wilayah Geopark Gunungsewu Global Geopark memiliki luas 1802 kilometer persegi. Dibandingkan Kabupaten Pacitan dan Wonogiri, warisan geologi tersebut paling banyak berada di Gunungkidul. Tetapi, dalam pengembangannya menemui kendala. Salah satunya status kepemilikan lahan.

Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul Hari Sukmono mengatakan, banyak geosite berada di lahan perorangan. Misalnya, Geosite Lembah Bengawan Solo Purba, Desa Pucung, Kecamatan Girisubo dan Gunung Batur berada di wilayah Pantai Siung ke timur Kecamatan Girisubo.“Karena warisan bumi berada di atas lahan perorangan, kami mengalami kendala dalam pengembangan,” kata Hari Sukmono saat dihubungi Kamis (28/3).

Menurutnya, pemerintah tidak bisa melarang masyarakat untuk menjual atau mendirikan bangunan di sekitar lokasi geosite. Hanya memang, tetap ada rambu-rambu yang harus diperhatikan dan dipatuhi. Yakni, tidak merusak dan menjadikan lokasi tambang karena tak sesuai dengan tata ruang. “Geopark tidak anti investasi dan aktifitas penambangan asalkan sesuai dengan koridor peraturan yang ada,” ungkapnya.

Hari Sukmono memastikan, sampai dengan sekarang tidak ada kegiatan menyimpang dilakukan oleh masyarakat berkaitan dengan menjaga warisan bumi. Sepanjang dipergunakan untuk kegiatan konservasi dan wisata diperbolehkan. “Dengan menjaga geopark kita bisa mewariskan taman bumi kepada anak cucu. Tetap dapat hidup dengan tidak merusak,” ucapnya.

Untuk kepentingan itu, pihaknya mengingatkan bahwa di Gunungkidul memiliki 13 geosite dan beberapa situs geologi. Untuk situs geologi salah satunya berada di Kali Ngalang, Kecamatan Gedangsari. Tepat di bawah jembatan, ada fosil biota laut purba seluas 3.000 meter. “Tahun ini kami usul pengadaan tanah untuk pendukung laboratorium alam,” terangnya.

Disinggung menganai revalidasi atau penilaian ulang penentuan kelayakan menjadi warisan dunia dalam keanggota UNESCO Global Gropark, pihaknya menyampaikan sekarang tahap persiapan revalidasi. Yakni antara Juni dan Juli. “Maka, kami meminta dr Profesor. Emeritus Dato Ibrahim Komono untuk membimbing tentang geopark. Beliau (Emeritus Dato Ibrahim Komono) mantan Presiden Asia Pasific Geeopark Network (APGN),” ujarnya.

Hari berharap, status Gunungsewu Global Geopark dalam UNESCO Global Geopark bisa dipertahankan. Kesejahteraan masyarakat diharapkan meningkat dengan geliat pariwisata yang menyinergikan keanekaragaman hayati, keanekaragaman budaya yang memiliki funsgi konservasi. “Salah satu model keterlibatan masyarakat dalam pembangunan Geopark Gunungsewu, khususnya Gunungkidul adalah sebagian geosite pengelolaannya melibatkan masyarakat,” bebernya.

Bupati Gunungkidul Badingah mengatakan pengembangan Geopark Gunungsewu memiliki konsep melestarikan bumi untuk kesejahteraan masyarakat. Ada tiga tujuan penting yang ingin dicapai yakni, konservasi, pendidikan, serta pertumbuhan ekonomi lokal. “Tentu dalam pencapaian tidak hanya peran dari pemerintah, tapi masyarakat harus ikut berpartisipasi dalam menjaga dan melestarikan warisan bumi yang ada di Gunungkidul,” kata Badingah.

Geopark Gunung Sewu masuk sebagai anggotai Global Geoparks Network oleh ONESCO pada 19 September 2015, setelah Geopark Gunung Batur pada 2012. Keberadaannya diharapkan berdampak positif terhadap pengembangan pariwisata dan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (gun/din/mg4)