JOGJA – Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) DIJ mematok harapan tinggi pada Pemilu 2019. Mereka ingin keterwakilan perempuan di parlemen minimal mencapai 30 persen. Agar berbagai kebijakan yang digulirkan pemerintah berpihak kepada perempuan.
Hal itu disampaikan Sekretaris KPI DIJ Halimah Ginting saat menggelar aksi damai, Selasa(9/4). Aksi damai yang mengambil start di Parkiran Abu bakar Ali dan finish di Titik Nol Kilometer ini juga diikuti beberapa calon legislatif perempuan.
Menurutnya, keterwakilan perempuan hasil Pemilu 2014 belum menggembirakan. Keterwakilan perempuan di parlemen tak lebih dari 15 persen. Dengan begitu, persoalan-persoalan perempuan banyak yang belum terjawab. Di antaranya, program perlindungan sosial untuk perempuan.
”Karena kiprah perempuan di parlemen masih minim,” ucapnya.
Apakah keterwakilan perempuan menjadi jaminan? Halimah menegaskan, KPI telah meneken kontrak politik dengan 25 caleg perempuan. Caleg-caleg ini berkomitmen mengawal dan mendukung berbagai kebijakan yang berpihak kepada perempuan. Jadi, KPI kemarin juga ikut mengampanyekan caleg-caleg perempuan.
”Pilih caleg yang punya komitmen terhadap perempuan. Bukan karena uangnya. Apalagi, golput,” ingatnya.
Di tempat yang sama, Harsi Dwi Mulyani, staf KPI DIJ mengungkapkan hal senada. Menurutnya, berbagai kebijakan yang pro terhadap kaum perempuan harus ditingkatkan lagi. Lantaran masih sedikit kaum perempuan yang melek politik dan berbagai program pemberdayaan. (cr8/zam/mg2)