JOGJA – Himpunan Mahasiswa Akuntansi (Himaku) Universitas Respati Yogyakarta (Unriyo) mengadakan seminar kewirausahaan mengangkat tema “Generasi Millenial Penggerak Ekonomi Kreatif” di Hotel Grand Sarila Jogja, Sabtu (13/4). Ketua Himaku Unriyo Muhammad Tsaqief Fadhlurrohman mengatakan, seminar ini merupakan program kerja terakhir pengurus Himaku periode 2018/2019.
“Kami mengangkat tema ini karena ingin mengubah mindset mahasiswa, dari berkeinginan menjadi karyawan di sebuah perusahaan menjadi orang yang menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain,” jelasnya.
Menurut Tsaqief, sekarang masih banyak mahasiswa atau lulusan universitas yang mengeluhkan susah mencari pekerjaan. Hal itu terjadi karena pada dasarnya semuanya mencari lalu lupa untuk menjadikan dan memanfaatkan maksimal ilmu yang didapat di perkuliahan. Seperti ilmu di bidang edukasi dan ilmu selama mengikuti organisasi di perkuliahan.
“Ekonomi kreatif adalah salah satu cara yang dapat digunakan dalam menciptakan beberapa industri kreatif dengan mengandalkan ide serta kreativitas manusia sebagai faktor produksi utamanya,” katanya.
Dengan kata lain, lanjutnya, untuk menjadi seorang wirausahawan harus dapat berpikir kreatif dan selalu berinovasi agar nantinya saat sudah memiliki usaha tidak stuck di satu kepuasan saja. Seminar kali ini menyoroti empat hal penting sebelum memulai usaha, yakni passion (hasrat), result (hasil), chance (peluang), dan helpful manfaat.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Unriyo Khaula Luthfiati Rohmah, SE, MAk, CA mengajak peserta yang hadir untuk sama-sama bergerak membangun kepercayaan diri untuk menjadi wirausahawan. “Tidak berdiam diri setelah lulus kuliah, melainkan bergerak dengan hati, pikiran, dan idenya untuk mendirikan sebuah usaha,” tegasnya.
Hadir sebagai pembicara Annisa Amalia Ramadhani yang membawakan materi passion dalam membangun sebuah usaha. Passion di sini sangat berpengaruh untuk memulai usaha yang diinginkan. Saat kita bekerja dengan apa yang kita cintai, maka hasil dan perlakuannya akan semaksimal mungkin. Jika ada hambatan dan bahkan mengalami kerugian, maka tidak akan cepat menyerah.
“Karena dengan passion atau hasrat untuk melakukan pekerjaan dengan rasa cinta merupakan cara yang bisa membantu kita mengatasi rasa bosan dari sebuah rutinitas. Passion membuat kita tidak mudah putus asa saat hal yang dilakukan belum menunjukan hasil yang baik,” katanya.
Ketika menemui tantangan, akan berpikir bagaimana cara menyikapinya dengan hal yang menyenangkan. Dengan passion pun kita dapat memperbaiki kemampuan diri sendiri, karena saat kita mencintai apa yang kita kerjakan perasaan pun menjadi bahagia, sehingga akan membuat diri kita ingin melakukan yang terbaik bagi passion kita itu.
Pembicara lain Fitrio Gilar Saputra yang akrab disapa Rio mengembangkan hobi otomotif menjadi peluang usaha. Yaitu SPD Speedometer dan Gearsecond Speedometer. Rio merintis usahanya dari masih di bangku kuliah bersama beberapa temannya yang memiliki visi serupa. “Awalnya saya tuh gak punya modal, saya memakai uang kuliah saya untuk memulai usaha.” katanya.
Menurut Rio, jatuh bangun demi membangun usaha tidak membuatnya gentar. Kerugian pernah dihadapi, tetapi ia memilih bangkit daripada meratapi. “Namanya memulai bisnis tuh bohong jika tidak memakai modal. Modal di sini bukan hanya uang, melainkan ide, pikiran. Telepon seluler bisa disebut modal,” tandasnya. (*/a11/laz/er)