SLEMAN – Seni kuda lumping bagi masyarakat Jawa Tengah dan DIJ lebih familier dengan sebutan jathilan. Kamis (2/5) jathilan memecahkan rekor. Ditampilkan oleh 4.883 penari secara serentak. Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) pun menahbiskannya acara yang digelar dalam rangkaian dies natalis ke-55 Univeristas Negeri Yogyakarta (UNY) itu sebagai penari jathilan terbanyak di dunia.

Para penari yang terlibat dalam Festival UNY nJathil tersebut terdiri atas mahasiswa, dosen, dan karyawan perguruan tinggi terkait. Diperkuat 500 penari dari luar kampus sebagai bentuk partisipasi masyarakat. “Koreografi kreasi baru tari jathilan yang ditampilkan adalah versi UNY,” ungkap

Ketua Panitia Festival UNY nJathil Kuswarsantyo di sela pemecahan rekor Muri.

Para peserta nJathil berlatih kreasi baru tersebut melalui video

yang telah diunggah di media sosial. “Ini jadi lomba jathilan online pertama di Indonesia,” ujar Kuswarsantyo yang juga dikenal dengan sebutan ‘Dr Jathilan.’

Pemilihan jathilan dalam ajang pemecahan rekor Muri bukan tanpa alasan. Jathilan sengaja dipilih untuk membangun citra UNY sebagai perguruan tinggi yang berpihak kepada rakyat.

Executive Manager Muri DIJ Sri Widayati mengatakan, penghargaan rekor yang diberikan kepada UNY kemarin adalah yang keenam kalinya. Sebelumnya UNY telah pecahkan rekor membaca serentak dengan pjumlah pembaca terbanyak pada 2005. Lalu rekor pembuatan lincak atau bangku bambu terpanjang 2006. Di tahun yang sama UNY juga memecahkan rekor pembuatan surat berbahan kain terpanjang untuk presiden. Kemudian di 2017 rekor penulisan cerita huruf Braille terbanyak. Rekor selanjutnya diraih 2013. Berupa wayang dari gulungan mi instan sepanjang 13 meter.

Dina Septi Rahayu, salah satu peserta, mengaku bangga bisa ikut njathil. Mahasiswi semester VI ini berharap jathilan bisa lebih dikenal kalangan anak muda. Supaya tak tergerus oleh tari-tarian modern ala Barat.

Dina mengaku tak kesulitan saat latihan koreografi jathilan versi UNY. Meski sedikit beda dengan gerakan tari jathilan secara umum. Ragam gerak tari versi UNY lebih sederhana. Bahkan mirip dengan gerakan senam. “Durasinya hanya tiga menit. Tidak serumit tari jathilan aslinya,” ungkapnya. (cr7/yog/rg)