BANTUL – Zaky Zimmatillah Zulfikar, 18, mendapat nilai 369 pada ujian nasional (unas) 2019. Siswa MA Ali Maksum, Bantul, itu menjadi peraih nilai unas tertinggi jurusan agama tingkat SMA di DIJ.
MEITIKA CANDRA LANTIVA, Bantul
Di mata kawan-kawannya Zaky Zimmatillah Zulfikar dikenal sebagai sosok supel dan cerdas. Dia kerap membantu mereka yang mengalami kesulitan mengerjakan pelajaran. Zaky juga selalu menjadi langganan menggantikan tugas guru mengaji.
Radar Jogja mendatani MA Ali Maksum, Rabu (15/5). Bermaksud mewawancarai Zaky ihwal prestasinya itu. Zaky ternyata sedang berada di Jakarta.
Wawancara pun akhirnya lewat sambungan telepon. Dia mengaku tak menyangka bakal meraih peringkat terbaik di DIJ. Apalagi saat pengumuman hasil unas Senin (13/5) dia justru mengetahuinya dari pemberitaan media massa.
Nilai unas bahasa Inggrisnya 92. Bahasa Indonesia 84. Sedangkan matematika 95. Untuk satu mata ujian pilihan, tariq, dia mendapat nilai 98.
”Bersyukur atas hasil tersebut. Mungkin itu sudah jalan-Nya,” ungkapnya. Saat ditelepon Zaky sedang dalam perjalanan. Dari Jakarta menuju Tegal. Naik kereta api.
Zaky ke Jakarta dalam rangka mengikuti tes program beasiswa. Dia ingin melanjutkan mimpinya. Untuk menimba ilmu agama di Kairo, Mesir. Itu juga atas dorongan para guru pembimbingnya.
”Mudah-mudahan berhasil. Melanjutkan ke negeri yang kaya akan ilmu itu,” tuturnya.
Jika tes itu gagal, Zaky tak akan menyerah. Dia sudah menyiapkan amunisi lain. Dengan mengambil jalur beasiswa yang lain pula. Yakni di jalur Kementerian Agama atau Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
Sejak kecil Zaky sudah tertarik belajar agama. Lulus SD dia langsung menetapkan pilihan untuk memperdalam ilmu agama. Dia masuk ke MTs Ali Maksum, Krapyak, Sewon, Bantul. Orang tuanya sangat mendukung.
Enam tahun Zaky menimba ilmu di pesantren. Ilmu tafsir dan fiqih menjadi fokus yang didalaminya.Selain mendalami ilmu agama, dia juga belajar budaya. Cocok dengan nuansa Jogja sebagai kota budaya.
”Saya berharap semua ilmu yang saya dapatkan bisa bermanfaat bagi orang banyk. Yang terpenting harus selalu tawakal,” tutur remaja kelahiran 2000.
Satu pesan penting dia sampaikan lewat Radar Jogja. Ditujukan bagi generasi muda zaman now. Dia ingin para pemuda tak meninggalkan ilmu agama. Agar jiwa mereka tak mudah dikendalikan oleh materialistis dunia. ”Ilmu agama dan dunia juga harus seimbang,” tegasnya.
Fahri Husaini, pembimbing Asrama Takhfid Putra di Yayasan Ali Maksum, adalah sosok yang cukup dekat dengan Zaky. Sepengetahuannya Zaky selalu mendapat juara satu sejak kelas satu MTs Ali Maksum. “Prestasi itu bertahan hingga MA kelas tiga sampai lulus,” ungkapnya.
Pernyataan senada disampaikan guru bimbingan penyuluhan Alfian Faridy. Zaky bukan hanya remaja energik. Dia juga penghafal Alquran. Karena itulah Zaky bisa tinggal di asrama takhfid. (yog/rg)