GUNUNGKIDUL – Musim penghujan segera berakhir. Lalu akan memasuki musim kemarau. Belum juga masuk musim kering, warga di sebagian Gunungkidul sudah mengalami krisis air.
Cadangan air di bak penampungan sebagian wilayah Gunungkidul mulai menipis. Terutama milik penduduk yang tinggal di daerah rawan kekeringan. Guna memenuhi kebutuhan air, warga pun mengajukan permohonan droping air.
Data yang dihimpun Radar Jogja, ada tiga desa di dua kecamatan kekurangan air bersih. Yakni Kecamatan Girisubo (Desa Pucung dan Desa Songbanyu). Lalu di Kecamatan Tanjungsari, Desa Ngestirejo.
Camat Girisubo, Agus Riyanto mengatakan, wilayahnya masuk daerah rawan kekeringan. Terdiri dari delapan desa, Balong, Jepitu, Karangawen, Jerukwudel, Tileng, Songanyu, Pucung, dan Nglindur.
“Tahun lalu, semua desa di Girisubo mengalami kekeringan. Tahun ini, hingga Mei, dua desa, Pucung dan Girisubo mengajukan droping air,” kata Agus, Rabu (15/5).
Selama setahun mata anggaran, pihaknya menganggarkan 600 tangki untuk droping air. Bekerja sama dengan perusahaan daerah air minum (PDAM), berupaya melakukan pemasangan instalasi baru pipa untuk pelanggan.
“Nanti di dalamnya ada pengaturan jam giliran. Supaya air bisa mengalir lancar,” kata Agus.
Camat Tanjungsari, Rachmadian mengatakan, pada minggu kedua Ramadan ini, warganya mulai merasakan kekeringan. Yakni Desa Ngestirejo.
Masalah itu telah ditangani kecamatan. Tapi, untuk empat desa lain, Kemiri, Kemadang, Banjarejo, dan Hargosari diampu badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Gunungkidul.
“Untuk droping air di Desa Ngestirejo sudah berlangsung sejak minggu lalu. Melalui anggaran droping kecamatan,” kata Rachmadian.
Kepala Pelaksana (BPBD) Gunungkidul, Edy Basuki mengtakan, pihaknya sedang melakukan pendataan wilayah krisis air. Dari kesiapan anggaran untuk droping nilainya Rp 500 juta melalui APBD 2019.
“Memang ada desa yang mengajukan droping air. Namun selama ini masih bisa ditangani kecamatan,” kata Edy.
Lokasi rawan kekeringan hampir sama dengan data tahun sebelumnya. Mulai dari Kecamatan Tepus, Rongkop, Girisubo, dan Semin. Tahun lalu, 14 kecamatan, dengan jumlah 62 desa, mengalami kekeringan. (gun/iwa/fj)