SLEMAN – Konser musik dengan konsep berbeda dari konser pada umumnya, sukses digelar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Beda  karena untuk nonton konser tiketnya pakai indeks prestasi kumulatif (IPK). Yang lebih mengejutkan, Rektor UNY Sutrisna Wibawa ikut nge-rap dengan dua lagu milik Jogja Hiphop Foundation, Jogja Istimewa dan Sedulur.

Konser “Musik untuk Inovasi” yang diinisiasi UNY berlangsung meriah, Rabu (1/5) di GOR UNY. Konser yang menghadirkan Maliq & D’Essentials ini menjadi rangkaian kegiatan untuk memeriahkan Dies Natalis Ke-55 UNY.

Konser dibuka dengan penampilan band Sicma UNY. Setelah itu, para personel Maliq & D’Essentials Angga, Indah, Jawa, Widi, Lale, dan Ilman naik panggung menyambut ribuan penonton dengan lagu Setapak Sriwedari. Teriakan histeris dari mahasiswa UNY yang hadir, menambah kemeriahan konser malam itu.

Lagu-lagu hits Maliq & D’Essentials, seperti Coba Katakan, Terdiam, Himalaya, Dia, dan lain-lain, juga dibawakan dengan sangat apik di atas panggung.

Sebelumnya, rencana konser ini sempat menjadi perbincangan di media sosial. Pasalnya, Rektor Sutrisna Wibawa menetapkan IPK mahasiswa sebagai tiket masuk konser itu.

“Berawal dari ide saya menjawab usulan salah satu mahasiswa lewat DM Instagram mengenai konser musik. Dari sana benar-benar ada sponsor, dan akhirnya terealisasikan,”  ungkap Sutrisna saat ditemui di belakang panggung.

Menurutnya, dengan sistem tiket IPK ini, akan memotivasi mahasiswa untuk terus berprestasi dan serius dalam belajar.

Kelas tiket konser ini dibedakan sesuai jumlah IPK mahasiswa. Bagi mahasiswa dengan IPK 3,75 sampai 4 mendapat kelas tiket VIP. IPK 3,50 sampai 3,74 berada di kelas Platinum. Sedangkan Gold untuk mahasiswa ber-IPK 3,25 sampai 3,49. Silver untuk 3,00 sampai 3,24 dan Festival untuk 2,75 sampai 2,99.

Sutrisna mengaku akan menggelar konser dengan konsep yang sama dalam kegiatan selanjutnya. Hal itu juga dinilai sebagai bentuk apresiasi atas prestasi mahasiswanya.

Dalam kesempatan ini, Sutrisna memberikan kejutan kepada mahasiswanya dengan nge-rap. Lewat penampilan nge-rap itu Sutrisna ingin suarakan persatuan tidak cuma untuk Jogjakarta, tapi untuk Indonesia. Tepuk tangan meriah dari penonton mengiringi penampilan langka dari rektor milenial ini. (sce/ita/jko/er)