GUNUNGKIDUL – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Handayani Gunungkidul menambah kapasitas pompa air di beberapa sumber. Penambahan tersebut untuk meminimalisasi dampak kekeringan.

Dirut PDAM Tirta Handayani, Isnawan Fibrianto mengatakan, agar penyaluran air bersih optimal, pihaknya siap mengaktifkan sumur di beberapa lokasi. Seperti Sumur Ngleri dan Wero di Kecamatan Playen. Kapasitasnya 15 liter air per detik.

Termasuk Sumur Duren, Tawarsari, Kecamatan Wonosari. Kapasitasnya 15 liter per detik. Sumur Gua Seropan. Berkapasitas 40 liter air per detik.

“Listrik yang semula menggunakan genset akan diganti listrik PLN. Agar bisa beroperasi 24 jam,” kata Isnawan, Minggu (19/5).

Jika pompa sudah optimal, sejumlah wilayah yang semula mengalami kekeringan akan dapat teraliri air. Seperti Kecamatan Rongkop, Tepus, Paliyan, dan Panggang.

Kasi Pelayanan Desa Tepus, Salip Sasmito mengatakan, belum semua kepala keluarga (KK) dapat mengakses air bersih PDAM. Di Desa Tepus terdapat 20 dusun.

Dihuni 2.369 kepala keluarga (KK). Sebanyak 912 di antaranya termasuk KK miskin. Sulit mendapatkan air bersih.

“Hingga kini penerapan jadwal distribusi air bersih kepada pelanggan masih menjadi solusi,” kata Sasmito.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan, bulan ini sejumlah desa mulai kesulitan air bersih. Meliputi Kecamatan Panggang, Purwosari, Saptosari, Girisubo, dan Rongkop.

“Kami menyiapkan 2.000 tangki air bersih. Menggunakan tujuh armada,” kata Edy.

Dia menjelaskan, 2.000 tangki air itu, per tangki terisi sebanyak 5.000 liter. Jika dirinci, dalam satu tahun, BPBD mengirimkan air kepada warga terdampak kekeringan mencapai 10 juta liter air bersih.

“Kami menerima laporan sejumlah desa mulai mengajukan permohonan droping air di kecamatan. Untuk bantuan droping air, BPBD mulai melakukan pada akhir bulan ini,” ujar Edy. (gun/iwa/er)