SLEMAN – Hadirnya Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulonprogo membuka peluang sektor pariwisata di wilayah Sleman. Apalagi Sleman memiliki banyak destinasi wisata unggulan.
Melihat peluang tersebut Dinas Pariwisata Sleman melakukan perbaikan dan terus berbenah. Perbaikan yang dimaksud, di antaranya, menambah jumlah amenitas serta meningkatkan akses dan kualitas atraksi pariwisata.
Menyikapi kehadiran YIA, Dispar Sleman juga telah menyiapkan destinasi wisata di wilayah barat. Fokus pengembangan wisata alam. Mengingat wilayah barat Sleman merupakan kawasan lumbung padi DIJ. Dispar berkomitmen mempertahankannya sebagai lahan pangan berkelanjutan. “Sudah ada desa wisata Mina Padi di Dusun Cibuk Kidul,” kata Kepala Dispar Sleman Sudarningsih, Kamis (30/5).
Sudarningsih optimistis, potensi wisata edukasi alam bisa menjadi salah satu solusi menggaet wisatawan. Apalagi saat ini eco tourism memang sedang naik daun.
Selain desa wisata mina padi di Dusun Cibuk Kidul, dispar juga telah merintis wisata edukasi pewarna alam. Di tempat yang sama. “Belum lama ini sudah ditanami tanaman indigo untuk pewarna batik alam,” jelasnya.
Pengembangan fasilitas wisata tak luput dari perhatian dispar. Rest area akan dibangun modern dan lengkap. “Konsepnya saat ini masih dalam tahap kajian,” kata Sudarningsih.
Sesuai rencana, kompleks rest area itu sekaligus dikemas menjadi pusat cendera mata.
Menurut Sudarningsih, tingkat kunjungan wisatawan asing dan Nusantara selalu menunjukkan tren positif dari tahun ke tahun.
Kehadiran YIA makin menambah optimisme penambahan jumlah wisatawan.
Lewat YIA juga Sudarningsih optimistis bisa mencapai target kunjungan wisatawan sesuai yang direncanakan. Yaitu 10 juta wisatawan selama 2019. Baik turis domestik maupun mancanegara.
Target tersebut tidaklah muluk-muluk. Mengingat pada 2018, dari target kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara sebanyak 8 juta orang, terealisasi 8,5 juta. Rinciannya, 8,2 juta wisatawan domestik dan 307 ribu wisatawan mancanegara.
Capaian pada 2018 mengalami kenaikan hingga 18,06 persen dibanding 2017. Total jumlah kunjungan wisatawan pada 2017 tercatat 7.226.595 orang.
Aksesibilitas angkutan dari bandara menuju pusat kota atau Sleman cukup terfasilitasi dengan kereta khusus bandara. Pusat-pusat kuliner dan suvenir pun tersedia. Melihat potensi yang ada Sudarningsih yakin Sleman masih menjadi tujuan utama wisatawan.
“Di Sleman kan juga banyak event skala nasional. Hotel berbintang, restoran, dan pusat kuliner juga banyak. Ini akan menjadi daya tarik utama dan saya yakin wistawan akan meningkat,” katanya. (*/har/yog/rg)