GUNUNGKIDUL – Desa mandiri budaya di Kabupaten Gunungkidul diharapkan terus bertambah. Setelah Desa Bejiharjo, Karangmojo, inisiasi terbentuknya desa mandiri budaya juga dilakukan terhadap Desa Putat, Patuk.

Dorongan menjadikan Putat sebagai desa mandiri budaya dilakukan Dinas Pariwisata DIY. Bentuknya dengan pelatihan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan kelembagaan bagi pemangku kepentingan di desa tersebut.

Para pemangku kepentingan itu meliputi tokoh masyarakat, penggiat desa dan perangkat  desa. Ada juga dari kelompok sadar wisata (pokdarwis).

“ Ini kesempatan yang baik. Desa budaya menyikronkan banyak kegiatan,” ungkap Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas Dinas Pariwisata DIY Wardoyo di Pendapa Mbah Budi Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, Selasa (17/6).

Muara desa mandiri budaya adalah mewujudkan kekuatan masyarakat desa yang mampu berdiri di atas kaki sendiri.  Dijelaskan, antara budaya dan pariwisata tak dapat dipisahkan. Keduanya, saling mengisi dan bersinergi.

Wardoyo menerangkan, perbedaan desa  budaya dan desa wisata. Desa budaya lebih menitikberatkan pada upaya pelestarian adat dan tradisi di desa tersebut. Sedangkan desa wisata lebih pada pemasaran atas kegiatan adat dan budaya tersebut. “Baik desa wisata maupun desa budaya masuk dalam rencana induk pengembangan pariwisata daerah (Ripparda) DIY,” lanjutnya.

Desa mandiri budaya merupakan penjelmaan berbagai predikat desa yang pernah ada di DIY. Di antaranya desa wisata dan desa prima. Tak ingin desa-desa itu menyandang banyak status, Pemda DIY kemudian membuat kebijakan. “Dari banyak status itu kemudian lahir gagasan membentuk desa mandiri budaya,” terang dia.

Pelatihan berlangsung tiga hari hingga Rabu (19/6) besok. Selain materi di kelas, peserta berkesempatan mengadakan studi lapangan ke Desa Wisata Candirejo, Borobudur, Kabupaten Magelang. Kunjungan diadakan di hari terakhir.

Wardoyo berharap dengan waktu yang relatif singkat hendaknya dimanfaatkan peserta dengan sebaik-baiknya. Ilmu yang diperoleh dapat diimplementasikan secara nyata. Terbentuknya desa mandiri budaya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan warga. “Desa mandiri harus menyiapkan diri, menata diri menuju keamandirian guna menghidupi dirinya sendiri,” ucapnya.

Pelatihan itu juga menghadirkan Kepala Bidang Industri dan Kelembagaan Dinas Pariwisata Gunungkidul Eli Martono dan Kepala Desa Putat Sukardi. Terkait pelatihan itu, Sukardi memberikan apresiasi.

“Kami ucapam terim kasih karena pelatihan  ini sangat bermanfaat,” katanya. Dia bercerita, Desa Putat terdiri atas sembilanpadukuhan. Memiliki potensi budaya yang bisa mendukung sektor pariwisata. Desa Putat punya dua destinasi desa wisata. Yakni Kampung Emas Plumbungan dan Desa Wisata Bobung. (gun/kus)