JOGJA – Diberlakukannya semi pedestrian pada Selasa (18/6) di Kawasan Malioboro mendapatkan tanggapan dari sejumlah pihak. Sebagian warga ada yang pro, sebagian lagi ada yang merasa khawatir menimbulkan dampak ekonomi bagi pedagang di Maliboro.

Salah satu tanggapan diberikan oleh mantan Wali Kota Jogja Herry Zudianto (HZ) dalam cuitannya di Twitter. Menurutnya, pedestrian paling cocok diberlakukan di sore dan malam hari.

”Pedestrian Malioboro paling ideal justru diberlakukan tidak pagi s/d malam, tetapi apik di sore sampai malam. Kenapa ? Ya iklim cuaca jogja tdk cocok disiang hari bagi pejalan kaki diruang terbuka tanpa pepohonan yang rindang,” begitu ujarnya dalam cuitan di Twitter yang diunggah Rabu (19/6).

Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DIJ Sigit Sapto Raharjo mengungkapkan, konsep semi pedestrian kawasan Malioboro berpotensi tidak hanya diterapkan setiap Selasa Wage. Melainkan juga saat akhir pekan dan musim liburan. Namun, bekas Pj bupati Bantul ini mewanti-wanti penerapan konsep semi pedestrian di luar Selasa Wage butuh sentuhan beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) lain. Misalnya, dinas pariwisata dan dinas kebudayaan. Agar kedua OPD itu mempersiapkan event atau atraksi budaya di kawasan Malioboro.

”Saat sepi gini, sore bisa diisi dengan kegiatan. Bisa pentas seni atau atraksi jalanan yang tidak menbutuhkan tempat luas,” ujarnya.

Konsep yang rencananya diterapkan setiap Selasa Wage itu juga bukan tanpa kekurangan. Gubernur DIJ Sultan Hamengku Buwono X menilai salah satu yang harus dievaluasi adalah ketersediaan sarana infrastruktur penunjang. Seperti kantong parkir. Orang nomor satu di DIJ itu memantau langsung uji coba konsep semi pedestrian kawasan Malioboro. (ila)