ANAK adalah amanah dari Allah SWT. Anak memiliki harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Setiap anak wajib dijunjung tinggi harkat dan martabatnya sejak lahir. Sebagai orang tua, harus melindungi anak. Melindungi anak bisa dengan cara mendidik dengan sebaik-baiknya. Anak harus dididik dengan sebaik-baiknya. Anak merupakan cerminan orang tua. Berusaha agar anak dapat membawa Ayah dan Ibu nya ke surga.

Keberadaan anak di lingkungan perlu mendapatkan perhatian dari orang tua. Kadang-kadang anak melakukan perbuatan yang lepas kontrol. Maka peran orang tua sangat penting. Sehingga perbuatan anak dapat seminimal mungkin tidak merugikan orang lain maupun diri anak. Orang tua perlu perhatian lebih khusus terhadap sosialisasi anak di keluarga, sekolah dan lingkungan bermain. Keharmonisan keluarga juga perlu diperhatikan. Tidak jarang anak berbuat negatif karena faktor ketidakharmonisan internal keluarganya.

Menurut B.Simandjuntak dalam bukunya kriminologi, kondisi-kondisi rumah tangga yang mungkin dapat melahirkan “anak nakal” yaitu :

  1. Adanya anggota lainnya dalam rumah tangga itu yang pemabuk dan emosional dan kadang melakukan kejahatan
  2. Ketidakadaan salah satu atau kedua orang tuanya karena kematian, perceraian
  3. cKurangnya pengawasan orang tua karena sikap masa bodoh, cacat inderanya atau sakit jasmani/rohani
  4. Ketidakserasian karena adanya main kuasa sendiri, iri hati, cemburu, terlalu banyak anggota keluarganya dan mungkin ada pihak lain yang campur tangan
  5. Perbedaan rasial, suku dan agama ataupun perbedaan adat istiadat.

Salah satu perbuatan anak yang negatif yaitu anak pelaku “klithih”. Istilah klithih mengalami pergeseran makna, klithih awalnya bermakna aktivitas bepergian senja atau malam hari untuk mendapatkan sesuatu seperti makanan atau uang. Sekarang klithih menjadi aktivitas bepergian untuk mencelakai orang lain. Klithih berubah menjadi kriminal.

Mencari solusi anak pelaku klithih lebih utama. Bukan kesalahan mutlak berada pada anak pelaku klithih. Jangan kesalahan itu selalu ditimpakan pada anak pelaku klithih. Maka peran orang tua sangat penting. Orang tua patut disalahkan juga. Orang tua harusnya mendeteksi dini perilaku anak-anak di keluarganya. Orang tua harus dapat mengontrol kegiatan-kegiatan anaknya.

Luangkan waktu, amati anak-anak dikeluarga masing-masing. Lihat apa yang dilakukan sehari-hari. Cek anak, apakah sering meniru film laga dan ada adegan sadis. Jangan sampai orang tua sibuk dan mempunyai jabatan tinggi, anak tidak terkontrol. Anak butuh perhatian dari orang tua, walaupun orang tua sesibuk-sibuknya. Jangan sampai karena orang tua sibuk, anak-anak melampiaskan ke “klithih”. Klithih sangat merugikan orang lain, menjadi tugas kita sebagai orang tua untuk memperhatikan pendidikan anak. (ila)

*Penulis adalah staf Department of Quality Assurance Universitas Aisyiyah Jogjakarta