MAGELANG – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Magelang Sri Retno Murtiningsih mengeluhkan program pengurangan kemasan plastik masih terkendala bahan alternatif. Apalagi untuk wilayah kota cukup sulit mendapatkan.
Dari sekian banyak usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di bawah binaan Disperindag, belum ada yang mampu menerapkan produk kemasan berbahan ramah lingkungan. “Kami hanya bisa mengurangi. Kalau menghilangkan belum bisa,” jelas Sri Retno Jumat.
Dikatakan, saat ini untuk beberapa jenis usaha katering mulai berusaha mengurangi penggunaan kemasan berbahan plastik. “Kalau sebelumnya tiap bagian itu harus diplastiki, sekarang coba untuk dikurangi,” jelasnya.
Sedangkan untuk makanan ringan seperti keripik atau semacamnya, masih kesulitan menggunakan bahan ramah lingkungan seperti kertas. “Kalau kertas kurang menarik karena tidak terlihat dalamnya. Kalau plastik kan jadi terlihat,” tuturnya.
Namun ada beberapa yang memilih jalan tengah menggunakan bahan kertas dengan jendela plastik. Ini setidaknya bisa mengurangi.
Selain itu, di unit usaha seperti pedagang kaki lima juga belum ada upaya pengurangan bahan plastik, seperti sedotan. Sri Retno berpendapat, regulasi semacam itu perlu diberlakukan secara serempak di tingkat nasional. “Kalau di tingkat regional sepertinya cukup sulit,” katanya.
Namun setidaknya di lingkungan pemerintahan telah mulai menyingkirkan penggunaan plastik dalam setiap agenda yang dilaksanakan. Di Disperindag Kota saat ini sudah tidak pernah menggunakan plastik sekali pakai.
“Kalau ada acara kami prasmanan. Kami mengundang PKL yang menggunakan mangkuk dan sendok yang bisa dipakai berkali-kali,” ungkapnya.
Ia berpendapat, pengurangan kemasan plastik memang perlu bertahap. “Tidak bisa tiba-tiba. Selain itu juga perlu kompak dan komitmen di setiap instansi,” tandasnya. (cr10/laz)