Anak – anak butuh nutrisi. Nutrisi bisa didapatkan dari makanan atau minuman bergizi. Selain untuk pertumbuhan, nutrisi juga penting dalam pencegahan karies pada anak. Agar gigi anak tumbuh sehat, rapi, dan baik. Terkait dengan pemberian makanan dan minuman bernutrisi, ada beberapa hal yang perlu diketahui orang tua. Demi mencegah karies gigi pada anak. Di antaranya, menghindari kebiasan mengonsumsi makanan yang bersifat kariogenik. Seperti gula, sirup, makanan bersoda, permen, coklat, manisan, dan kue-kue manis lainnya. Lalu, membiasakan anak mengonsumsi makanan yang mengandung kalsium, fluor, dan vitamin D tinggi. Selain faktor nutrisi, kebiasaan menggosok gigi secara teratur dan benar juga penting dilakukan dalam upaya mencegah masalah gigi dan mulut pada anak.
Nutrisi sendiri merupakan salah satu komponen penting bagi kesehatan gigi dan mulut. Beberapa jenis nutrien diketahui memiliki peran penting dan menunjang kesehatan gigi dan mulut anak. Salah satunya probiotik. Bakteri probiotik berasal dari genus Lactobacillus, Bifidobacterium, dan Streptokokus. Bakteri ini terbukti efektif untuk mencegah karies gigi. Nutrien lain yang juga baik untuk gigi adalah suplemen fluor dan silitol.
Mengonsumsi jus buah-buahan juga baik. Terutama jus jeruk, mangga, delima, apel, dan semangka. Kelima buah tersebut mengandung fluor dan fosfor yang tinggi, sehingga tak dikelompokkan dalam kariostatik. Karena tak memiliki efek erosif pada enamel gigi manusia. Sementara jus nanas, anggur, dan tebu memiliki efek peningkatan erosif lebih tinggi. Ketiga jenis jus tersebut lebih kariogenik karena mengandung elemen pemicu kariogenik yang lebih tinggi, seperti selenium, besi, dan mangan.
Karies gigi termasuk masalah gigi yang paling sering dialami anak-anak. Penyakit karies gigi ditandai adanya satu atau lebih kerusakan pada gigi, hilangnya gigi akibat karies, atau terdapat lapisan plak pada permukaaan gigi. Sekitar 60-90 persen anak usia sekolah di dunia mengalami karies. Prevalensi karies lebih tinggi dialami keluarga dengan status sosioekonomi rendah yang sering mengabaikan layanan pencegahan dan penanganan karies.
Makanan berhubungan erat dengan terjadinya karies pada anak. Jenis makanan yang dikonsumsi anak juga berpengaruh terhadap kejadian karies.
Berdasarkan sifatnya dalam memicu karies, makanan dapat digolongkan menjadi tiga kelompok. Yaitu anti-kariogenik, kariogenik, dan kariostatik. Makanan yang dikelompokkan sebagai anti-kariogenik adalah makanan yang dapat meningkatkan pH saliva pada tingkat basa untuk menunjang dan menjaga remineralisasi enamel. Jenis makanan yang termasuk dalam kelompok ini adalah susu dan produknya seperti keju.
Sementara itu, kelompok makanan kariostatik adalah makanan yang tidak dimetabolisme oleh mikroorganisme di dalam mulut dan tidak menyebabkan penurunan pH saliva kurang dari 5.5 dalam 30 menit. Makanan yang termasuk dalam kelompok ini, di antaranya, telur, daging, ikan, dan sebagian besar sayur-sayuran. Makanan kariogenik mengandung karbohidrat yang dapat difermentasi oleh mikroorganisme. Seperti makanan manis, permen, soda, dan makanan cepat saji.
Perlu orang tua ketahui bahwa anak yang mengonsumsi makanan cepat saji beberapa kali sebulan lebih banyak mengalami karies gigi. Dibandingkan anak yang jarang atau tidak bahkan pernah mengonsumsi makanan cepat saji.
Anak yang sering mengonsumsi makanan manis juga lebih banyak mengalami karies. Selanjutnya, anak yang sering mengonsumsi makanan ringan di antara waktu makan juga lebih banyak yang mengalami karies gigi. Makanya orang tua juga perlu mengatur pola diet anak. Selain untuk mencegah anak mengalami obesitas.
Mengonsumsi makanan yang mengandung kalsium, fluor, dan vitamin D terbukti baik untuk menunjang kesehatan gigi dan mulut anak. Penelitian di Qatar menunjukkan, prevalensi karies gigi terjadi lebih rendah pada anak yang mengonsumsi makanan laut, minyak hati ikan kod (cod liver oil), dan susu dengan fortifikasi vitamin D.
Bagi bayi, penting untuk memberikan ASI ekslusif selama enam bulan. Selain untuk perkembangan dan pertumbuhan bayi, sebuah penelitian sistematic review memberikan hasil bahwa pemberian ASI ekslusif selama enam bulan pertama tidak memberikan dampak peningkatan insiden karies pada anak. Sebaliknya, penelitian di Qatar memberikan hasil bahwa pemberian susu formula pada bayi dapat meningkatkan risiko karies pada anak.(*/yog/rg)