GUNUNGKIDUL, Radar Jogja – Disebabkan sedimentasi, jumlah telaga di Gunungkidul terus berkurang. Dalam enam tahun terakhir, sebanyak 53 telaga mengering. Juga dipicu penguapan ekstrem pada saat musim kemarau.

Sebaran telaga kering terdapat di 10 kecamatan. Kecamatan tersebut, Paliyan, Saptosari, Purwosari, Panggang, Tepus, Tanjungsari, Semanu, Ponjong, Rongkop, dan Girisubo.

Upaya pembuatan telaga supaya lebih awet dalam menampung air hujan, pernah dilakukan di Telaga Monggol, Saptosari. Namun gagal. Karena air tidak bisa bertatahan lama. Telaga dikeruk, tidak lama kemudian, air tidak menggenang karena dampak sedimentasi.

“Dari total 460 telaga di Gunungkidul, sebagian besar di antaranya mati. Berubah fungsi menjadi lahan pertanian hingga sekolahan,” kata Kepala Seksi Pembangunan, Bidang Pengairan DPUPRKP (Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman) Gunungkidul, Taufik Aminudin minggu.

Untuk masalah telaga, pemkab tidak memiliki kewenangan. ‘’Karena penanganannya ada di tangan Pemprov DIJ dan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak,” kata Taufik.

Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi mengatakan, pembangunan telaga harus memiliki kearifan lokal. Masyarakat sudah mengetahui bagaimana karakteristik telaga di wilayah masing-masing. “Dengan demikian, masyarakat lokal harus terlibat,” ujarnya.

Sementara itu di Bantul kekeringan semakin meluas, Sebanyak 225 hektare lahan dipastikan puso. Gagal panen.

Kepala Dinas Pertanian Peternakan Kelautan dan Perikanan (Disperpautkan) Bantul, Pulung Haryadi mengatakan, tanaman terdampak kekeringan didominasi padi dan palawija. ‘’Kemungkinan, luas bencana kekeringan akan semakin luas,’’ kata Pulung.

Setiap satu hektare lahan, petani merugi Rp 5 juta. Dengan 225 hektare lahan puso, total kerugian ditaksir lebih dari Rp 1 miliar.

Mengantisipasi kerugian bertambah, dia meminta petani menunda penanaman dahulu. Atau memanfaatkan pompa air untuk mengairi lahan.

Wilayah paling terdampak adalah Kecamatan Dlingo dan Sedayu. ‘’Petani di wilayah kami pasrah dengan bencana ini. Sulit mendapatkan akses irigasi,’’ kata Camat Dlingo Deny Ngajis Hartono. (gun/cr5/iwa/fj)