MUNGKID – Kepala Bidang Peternakan, Dinas Peternakan dan Perikanan (Dispeterikan) Kabupaten Magelang John Manglapay meminta warga mewaspadai cacing hati. Penyakit ini dapat menjangkiti hewan kurban.
“Tahun lalu kasus cacing hati tidak sampai lima persen. Tahun ini, kalau bisa, nihil,” kata John di sela pelatihan penyembelihan hewan kurban di Balai Desa Butuh, Sawangan, Kabupaten Magelang Kamis (25/7).
Mewujudkan target tersebut, Dispeterikan membagikan obat cacing cuma-cuma. Langkah tersebut untuk meminimalisasi kasus cacing hati.
Selain cacing hati, ada penyakit lain yang juga perlu diwaspadai, yakni antraks. “Di Kabupaten Magelang kami berani jamin bebas antraks. Tapi tetap kami waspadai. Kami terus melakukan vaksinasi,” jelas John.
Namun, banyak warga Magelang yang membeli hewan kurban dari daerah lain. Inilah yang menjadi tantangan Dispeterikan agar hewan kurban tersebut tidak mengandung penyakit yang berbahaya jika dikonsumsi.
John membuka posko di kantor Dispeterikan. “Kami berharap masyarakat aktif memeriksakan hewan kurban. Kalau perlu, kami bisa datang jika dibutuhkan,” kata John.
Para petugas melakukan pemeriksaan baik sebelum (antemortem) maupun setelah penyembelihan (postmortem). “Sebelum disembelih diperiksa ukuran, keadaan fisik, fisiologi hewan kurbannya. Setelah disembelih, diperiksa lagi hati dan paru-parunya (ada cacing hatinya atau tidak),” ujar John.
Jika hati hewan kurban dipenuhi cacing, tidak layak dikonsumsi. ‘’Kalau sedikit saja (cacing hatinya) bisa dipotong di bagian yang terdapat cacingnya (dan dibuang),” kata John.
Sekretaris Umum MUI Kabupaten Magelang Chamami menambahkan, syariat menyembelih hewan kurban harus dipatuhi. Selain menjamin kehalalan, syariat dapat membuat daging lebih sehat dan aman dikonsumsi.
“Bagaimana agar hewan kurban tidak terkesan disiksa, maka hewan kurban dibuat nyaman. Proses penyembelihan dilakukan secepat mungkin. Agar tidak terlalu lama kesakitan,” ujar Chamami.
Tahun ini Dispeterikan menyiapkan 300 juru sembelih halal (Juleha). Meliputi Ngluwar, Salam, Srumbung, Borobudur, Dukun, Sawangan, Candimulyo, dan Mungkid. Selain itu, ada 54 petugas melakukan pengawasan tersebar di seluruh kecamatan. (cr10/iwa/fj)