SLEMAN – Memastikan kesiapan institusi pendidikan vokasi perawat dalam menghadapi revolusi industri 4.0, Asosiasi Institusi Pendidikan Vokasi Keperawatan Indonesia (AIPViKI) menggelar Kongres Nasional II di Alana Hotel, 25-27 Juli 2019.
”Selama empat tahun ini kami berfokus pada penguatan organisasi, pengembangan dan evaluasi kurikulum update, pembinaan anggota terkait kurikulum dan akreditasi (464 anggota), serta pengembangan jurnal keperawatan. Kami berharap semoga program ini bisa diteruskan agar perawat semakin siap menghadapi industri 4.0,” jelas Ketua Umum AIPViKI Yupi Supartini SKp MSc.
Kongres ini diikuti 464 anggota dari 14 regional se-Indonesia. Kongres ini membahas program-program yang telah dilaksanakan maupun masih dalam perencanaan.
Yupi mengungkapkan, organisasi AIPViKI memasuki usia ke-8 setelah sebelumnya dibentuk pada 2011 lalu di Jakarta. Berbagai program telah dilakukan terutama terkait kesiapan sekolah vokasi keperawatan menghadapi revolusi industri 4.0.
Ketua Panitia Kongres Nasional II AIPViKI I Made Mertajaya menambahkan, dalam kongres nasional ini berlangsung sejumlah kegiatan, seperti seminar nasional, laporan pertanggungjawaban kepengurusan 2015-2019 hingga pemilihan ketua dan kepengurusan baru 2019-2023.
”Kongres Nasional II ini mengusung tema Akselerasi dan Penguatan Kapasitas Institusi Pendidikan Vokasi Keperawatan Dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0,” paparnya.
Menurutnya, akselerasi dan penguatan kapasitas wajib dilakukan institusi pendidikan vokasi baik Diploma 3 maupun 4 di Indonesia terutama di bidang Informasi dan Teknologi tepat guna.
Made menilai, untuk penguatan kapasitas sendiri harus diimbangi dengan persiapan yang matang dari masing-masing institusi seperti melakukan proses penerimaan mahasiswa yang harus baik, proses pengembangan yang serius, pembaharuan kurikulum, serta mencari serapan lulusan baik di dalam maupun di luar negeri. (obi/ita/ila)