SLEMAN – Skuad PSS Sleman menjalani deretan laga, di awal Agustus ini. Tak hanya mepetnya jarak satu pertandingan dengan pertandingan lain. Bagus Nirwanto dkk bahkan harus melakoni laga tandang.
Deretan laga away itu diawali dengan bertandang ke markas Madura United Rabu (31/7). Setelah bertandang ke Pamekasa, markas Madura United, PSS akan melanjutkan petualangan mereka dengan bermain tandang ke markas Borneo FC pada Senin (5/8) mendatang. Setelah itu Guilherme Batata dan kolega akan kembali bermain away di markas Badak Lampung FC empat hari berselang.
Padatnya jadwal itu tentu dikeluhkan oleh sang pelatih PSS Sleman Seto Nurdiyantara. Kebugaran pemain menjadi pekerjaan rumah yang harus dicarikan solusinya. “Selain itu kami juga tidak bisa selalu tampil full team lantaran harus melakukan rotasi dan ada beberapa pemain yang cedera,” ujarnya Rabu (31/7).
Perjuangan skuad PSS dalam menjalani tiga laga tandang beruntun ini kian berat. Apalagi sepertinya manajemen PSS tampak juga ingin melakukan pengetatan anggaran. Hal itu terlihat dari mode transportasi kereta api yang dipilih oleh skuad PSS saat mereka menuju ke Madura beberapa waktu yang lalu.
CEO PT PSS Viola Kurniawati juga mengakui bahwa tiga laga away beruntun yang harus dijalani PSS ini sangat berat. Apalagi di tiga laga itu Super Elja harus menjalaninya di tiga pulau yang berbeda dan saling berjauhan. “Saya harap pemain tetap semangat dan bisa menjaga kondisi dengan baik,” ujarnya.
Mengenai pengetatan anggaran yang dilakukan oleh PSS, Viola tak menampik akan hal itu. Bahkan dia manyatakan setelah laga melawan Madura, skuad PSS tak akan langsung pulang. Melainkan akan bertahan dulu di Surabaya dan langsung terbang menuju ke Samarinda demi menghadapi Borneo FC. “Dengan begitu juga kondisi pemain bisa lebih terjaga sih,” tendas mantan Media Officer Persija Jakarta itu. (cr12/din/by)