SLEMAN – Superhero asli Indonesia, Gundala, akan bersaing dengan musuh bebuyutan Batman, Joker. Itu karena film Gundala, besutan sutradara Joko Anwar telah dijadwalkan diputar di Toronto International Film Festival atau TIFF di Kanada.
Tahun ini, TIFF berlangsung pada 5-15 September 2019. Digelar sejak 1976, festival film tersebut kini menjadi salah satu ajang paling bergengsi di industri perfilman, bahkan TIFF kerap dianggap sebagai pembuka menuju Oscar. Dalam TIFF ini film Gundala akan bersaing dengan film-film besar, salah satunya adalah Joker karya Todd Philips.
Terpilihnya Gundala pada ajang tersebut bagi Joko merupakan sebuah pembuktian. Bahwa orang luar negeri menyukai cerita lokal. Sebab cerita Gundala menurut Joko terasa Indonesia banget. “Ekspektasi buat film itu untuk lokal. Tidak pernah terfikirkan untuk luar negeri,” kata Joko di sela-sela acara meet and greet di Jogja City Mall, Sabtu (10/8).
Gundala adala film yang diadaptasi dari serial komik Gundala Putra Petir karya Harya Suraminata atau yang dikenal dengan Hasmi. Gundala versi layar lebar ini bercerita tentang Sancaka, yang diperankan Abimana Aryasatya, yang hidup sebagai seorang yatim piatu.
Joko menjelaskan, tidak ada karakter yang benar-benar jahat atau benar-benar baik dalam Gundala. Memang, Joko mengakui, film ini digarap tidak seperti film pahlawan super pada umumnya. “Film ini taste-nya Indonesia banget,” kata Joko.
Diakuinya, ada ketakutan masyarakat jika romansa dalam komik tidak muncul di film. Dan Joko sadar akan hal itu. “Sulitnya bikin gundala itu, nggak mau apa yang dicintai dari Gundala hilang,” tuturnya. “Karena saya tumbuh bersama Gundala, saya tahu apa yang dirasakan. Tapi romantisme itu akan ditemui dalam film ini,” tambahnya.
Sang pemeran Gundala, Abimana Aryasatya menuturkan lebih banyak ngobrol dengan Joko. Agar karakter Gundala bisa klik. “Prosesnya memang paling lama ngobrol dengan Joko,” kata Abimana.
Tokoh Gundala “Putra Petir” dirilis perdana pada tahun 1969. Karakter komik Gundala diciptakan oleh Hasmi. Mengadaptasi perkembangan komik asing, Hasmi membuat ‘Gundala’ dengan kearifan lokal.
Kisah Gundala tak melulu terpengaruh komik luar. Istri Hasmi, Mujiyati, menceritakan jika suaminya terinspirasi dari tokoh legenda Jawa, Ki Ageng Selo. Ki Ageng Selo merupakan sosok sakti yang mampu menangkap petir dengan tangannya. “Nama ‘Gundala’ sendiri diambil dari bahasa Jawa ‘Gundolo’ yang artinya petir,” kata Mujiyati, istri mendiang Hasmi.
Mujiyati menuturkan, Gundala merupakan tokoh yang sengaja dibuat oleh Hasmi. Berdasarkan ide dan kreasi sendiri. Dari 1969 hingga 1982. “Kiblatnya memang Barat tapi ceritanya lokal,” tuturnya. (har/pra)