MUNGKID – Gapura yang dibuat warga Dusun Gejayan, Banyusidi, Pakis, Kabupaten Magelang, menarik perhatian masyarakat. Ini karena gapura itu dibangun menggunakan dedaunan dan bahan alami yang didapat dari lingkungan sekitar.
Suryadi, tokoh dusun setempat sekaligus penggagas gapura ini mengakui ia memang ingin menyebarkan virus penggunaan bahan ramah lingkungan dalam merayakan HUT ke-74 RI. Ia sengaja memilih menggunakan bahan alami untuk menghindari sampah plastik.
“Bahan semacam ini mudah diurai jika sudah tidak digunakan. Selain itu, juga mudah didapat di sekitar desa kami,” jelas Suryadi Rabu. Gapura ini menggambarkan burung Garuda di bagian atap gapura seakan siap mencengkram mangsanya.
Suryadi menjelaskan, Garuda ia pilih sebagai simbol keperkasaan selain memang menjadi simbol negara ini. “Garuda juga memiliki kemampuan terbang tinggi, seperti cita-cita bangsa ini,” jelasnya.
Ia bercerita, warga dusun mulai melakukan pengerjaan sejak 26 Juli lalu. Bahan-bahan pun dikumpulkan. Mulai dari bambu apus, daun bendo, daun nangka, daun simbar menjangan, jerami, gedebog pisang, serabut kelapa, ijuk, bronjong, sampai bunga pinus.
“Karena sedang musim kemarau, jadi bahan-bahan mudah didapat,” jelas Suryadi. Mereka membutuhkan bahan yang kering untuk selanjutnya dirangkai satu demi satu. Untuk tahap awal, rangka dari bambu apus disusun dengan kuda-kuda yang kuat agar mampu menyangga Garuda.
Parmadi selaku desainer mengaku cukup puas dengan gapura yang dibangun. Ia mengatakan pekerjaannya itu masih belum selesai. Selanjutnya di sekitar jalan desa juga akan dibangun umbul-umbul yang juga terbuat dari bahan alami. Selain itu, 24 Agustus mendatang ia juga akan menampilkan kostum dari bahan alami dalam perhelatan pawai kemerdekaan di tingkas desa.
“Semoga dengan begini semakin banyak warga desa lain yang juga menggunakan bahan alami. Cukup dari bahan yang bisa ditemukan di sekitar kita,” harapnya. Ia pun terbuka jika ada yang ingin belajar menggunakan bahan alami dalam membuat seni instalasi maupun kostum. (cr10/laz/zl)